Sultra Award Kendari Pos 2023

  • Bagikan
Sudarmanto Saeka, SE., M.Si
Sudarmanto Saeka, SE., M.Si

Tokoh Perubahan 2023, Legislator Inspiratif dan berdedikasi
Sudarmanto Saeka, Komisi IV DPRD Sultra

Profil:
Nama: Sudarmanto Saeka, SE., M.Si
Tempat/Tgl Lahir: Kendari 12 Agustus 1977
Jabatan: Anggota DPRD Sultra
Pendidikan:
-TK Idhata Kendari 1982-1983
-SD Inpres Benu-Benua Kendari 1983-1989
-SMP IMMIM Makasar 1989-1992
-SMA IMMIM Makasar 1992-1995
-S1 Fakultas Ekonomi UMI Makasar 1995-2001
-S2 Pasca Sarjana UHO Kendari 2007-2009

Misi Mulia Legislator Pemerhati Pendidikan

--Cerdaskan Anak Bangsa, Lanjutkan Amanah Ayahanda

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Meski mengemban tugas sebagai wakil rakyat di parlemen, kepedulian Sudarmanto Saeka terhadap dunia pendidikan tak pernah surut. Embel-embel status anggota DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) tak membuatnya jumawa. Justru posisinya di parlemen semakin memudahkan alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini lebih total mendedikasikan diri di dunia pendidikan. Apalagi Sudarmanto Saeka memikul amanah ayahanda meneruskan perjuangannya mencerdaskan anak bangsa dengan menahkodai Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) 66 Kendari sebagai Dewan Pembina Yayasan.

Langkah pria kelahiran Kendari 12 Agustus 1977 terjun di jalur politik cukup tepat. Sudarmanto mampu mengambil dalam mengawal kebijakan pemerintah untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Bumi Anoa di dunia pendidikan. Salah satu terobosannya menggolkan program beasiswa strata satu, magister dan doktor. Tiap tahunnya, sebanyak 100 warga Kota Kendari diakomodir dalam program ini. Di sisi lain, ia turut mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk akreditasi perguruan tinggi di Sultra. Atas segala dedikasinya, Kendari Pos dengan bagi menganugerahkani tokoh perubahan 2023 sebagai legislator inspiratif dan berdedikasi.

Anggota DPRD Sultra Sudarmanto (dua dari kiri) bersama istri dan ketiga anaknya

Politisi Partai NasDem ini memulai memulai karirnya sebagai praktisi akademisi sebelum terjun di dunia politik yang penuh tantangan. Pria yang akrab disapa “Om Bob” ini menjalani pendidikannya dari Taman Kanak-kanak (TK) Idhata Kendari tahun 1982-1983). Selanjutnya, ia mengecap pendidikan dasar di SD Inpres Benu-benua Kendari tahun 1983-1989.

“Lulus SD, saya melanjutkan pendidikan tingkat pertama dan menengah atas di IMMIM Makasar. Saya mondok selama enam tahun. Setelah itu saya melanjutkan kuliah di UMI Makassar tahun 1995. Saya waktu mengambil jurusan fakultas ekonomi,” kisahnya.

Menyelesaikan studi S1 tahun 2002, ia balik Kendari. Berbekal ilmu pendidikan ekonomi, Sudarmanto berkesempatan membantu orang tua untuk mengelola perguruan tinggi swasta STIE 66 yang telah dirintis ayahnya bernama H Saeka Latiho sejak tahun 1994.

“Ketika itu, dunia pendidikan perkuliahan masih sangat minim di Kendari. Bahkan sekelas perguruan tinggi swasta masih jauh perbandingan di daerah lain. Saat itulah saya membantu orang tua membangkitkan pendidikan. Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat terkait pendidikan itu sangat pentingnya,” ceritra Sudarmanto.

Kendatipun yayasan itu milik ayahnya, ia tidak langsung mendapatkan posisi empuk di kampus swasta itu. Ia tetap mengikuti prosedur selayaknya tenaga pendidik lainnya. “Saya pertama kali masuk di lembaga warisan ayah saya, tetap saya sebagai staf dan juga dosen biasa,” katanya.

Anggota DPRD Sultra Sudarmanto menyalami pelajar di acara sosialisasi Perda.

Tiga tahun mengabdi sebagai tenaga dosen, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sultra ini dipromosi sebagai kepala program studi ilmu managemen di kampus peraih beasiswa bidik misi pertama perguruang tinggi swasta di kota Lulo ini.

“Pada tahun 2004 saya diangkat sebagai kaprodi ilmu managemen. Nah bermua dari situ sampai tahun 2006 saya akhirnya dipercayakan memimpin STIE 66 Kendari. Jadi ini bukan kemauan orang tua tetapi sivitas akademik. Pada saat itu saya mulai membenahi kampus STIE,” kenangnya.

Di tangannya pula, kampus STIE 66 Kendari meraih akreditasi B dari Lembaga layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI). Awalnya, hanya satu jurusan yakni managemen. Capaian itu memotivasinya bersama tim civitas akademika STIE 66 Kendari berbenah dan membuka jurusan baru.

“Tentunya ini tantangan besar. Pertama kita benahi adalah sumber daya manusianya (SDM)-nya. Saat itu kita sangat sulit mendapatkan magister akuntansi. Sebenarnya, sudah banyak magiester akuntasi, namun rata-rata sudah bekerja sebagai PNS, ada juga UHO maupun di perusahaan. Termasuk program doktor, karena saat itu UHO sendiri belum ada program doktornya. Sehingga ketika itu betul-betul kita genjot, termasuk saranana prasarana kita tingkatkan,” jelasnya.

Berkat kerja kerasnya bersama tim selama empat tahun, ia mampu mewujudkan impiannya untuk meningkatkan kapasitas perguruan tinggi yang terletak di jalan bunga Kamboja nomor 79 Kemarya Kota Kendari itu.

“Pada tahun 2012 kita tambah prodi akuntansi, dan tahun 2013 bertambah program pasca sarjana master managemen (MM) sampai sekarang. Kini, STIE 66 Kendari menjadi satu-satunya kampus pertama yang membuka S2 untuk perguruan tinggi swasta di Sultra,” terangnya. (b/kam)

Totalitas Pengajar Berjuang di Jalur Parlemen

--Ciptakan SDM Unggul, Dorong Instrumen Pendidikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sekali layar terkembang patang surut ke tepi. Begitulah prinsipnya yang dipegang Sudarmanto Saeka. Profesi sebagai pendidikan telah mendarah daging. Pria 45 tahun terus mendorong instrumen pendidikan di Sultra khususnya di Kota Kendari. Untuk mewujudkan itu, anggota komisi IV DPRD Sultra ini memilih untuk terjun di dunia politik sehingga menjadi aspirator bagi lembaga pendidikan.

“Kenapa terjun ke politik, saya melihat saat itu perhatian pemerintah terhadap pendidikan masih sangat minim khususnya perguruan tinggi. Makanya tergerak hati saya untuk memperjuangkan itu. Sehingga di bulan Desember 2012 saya bergabung di partai NasDem,” kata pria panggilan akrab Om Bob ini.

Anggota DPRD Sultra Sudarmanto berfoto dengan guru dan pelajar saat berkunjung ke sebuah sekolah di Kota Kendari

Sebagai praktisi akademisi, ia melihat ada ketidakadilan terhadap dunia pendidikan. Perhatian pemerintah khususnya terhadap perguruan tinggi Swasta di Sultra masih kurang. Misalnya dari ketersediaan program beasiswa yang disiapkan pemerintah itu belum maksimal. Padahal Sultra memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang memadai.

Di sisi lain, perhatian pemerintah dalam hal mendukung pengembangan perguruan tinggi swasta juga masih minim. Baik dari segi pembangunan SDM-nya maupun dari dukungan program bantuan beasiswa untuk masyarakat Sultra yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi swasta di Kota Kendari.

“Empat tahun memimpin STIE 66 Kendari, beberapa kali mengharumkan nama Sultra sebagai perguruan tinggi swata terbaik se Indonesia, dan berbagai capaian prestasi lainnya, namun pemerintah daerah tidak pernah ada apresiasi. Sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya juga demikian. Makanya, saya terpanggil masuk di lembaga legislatif,” ungkap sekretaris dewan pakar DPW Partai NasDem Sultra ini.

Saat dirinya menjabat sebagai sekretaris asosiasi perguruan tinggi swasta Kendari tahun 2009-2013, ia berupaya memperjuangkan kemajuan pendidikan tinggi. Saat itu animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Kendari masih kurang. Rata-rata orang menengah ke atas memilih melanjutkan pendidikan itu keluar daerah. Persoalannya, banyak masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu, tapi mau kuliah juga di perguruan tinggi yang bagus.

“Tahun 2013, NasDem membuka ruang kepada seluruh masyarkat untuk bertarung sebagai wakil rakyat. Ahamdulillah masyarakat memberikan saya kesempatan duduk di DPRD. Dari situlah, saya mendorong peningkatan perguruan tinggi swasta di Sultra,” ujarnya.

Anggota DPRD Sultra Sudarmanto bagibagi bingkisan ketika menemui konstituennya.

Sembilan tahun ia duduk di parlemen, Sudarmanto tak pernah meninggalkan dunia pendidikan. Ia tetap konsisten di komisi IV yang membidangi sektor pendidikan. Tugas utamanya bagaimana bisa terus mengawal kebijakan pemerintah.

“Sekalipun di dewan, saya tidak pernah meninggalkan itu namanya pendidikan. Pada periode pertama itu saya sempat menjadi wakil komisi IV, itu saya jalani selama 2,5 tahun. 2016-sampai 2019 sebagai anggota biasa. Tapi saya tetap komitmen. Prinsip saya adalah bagaimana saya bisa bermanfaat bagi manusia lainnya,”cetusnya.

Program bantuan pendidikan di Sultra itu sudah pernah digelontorkan di zaman kepemimpinan Nur Alam lewat program Cerdas Sultraku. Namun kala itu belum maksimal. Pasalnya, rata-rata mereka yang dapat bantuan beasiswa itu memilih sekolah di luar. Ketika selesai, bukan kembali ke daerah justru bekerja di luar. Padahal tujuan program beasiswa itu supaya mereka bisa kembali mengabdi ke daerah dan menjadikan perguruan tinggi di Sultra itu bisa bersaing.

“Itu tolak ukurnya dari SDM dan tenaga pendidik yang memadai. Nah sekarang sudah banyak perguruan tinggi swasta, ada UMK, ada Mandala Waluya, ada yang fokus ke kampus ilmu hukum seperti Unsultra dan ada juga sekolah tinggi ilmu komputer,”katanya.

Pertama duduk di parlemen, ia memastikan program beasiswa bagi seluruh masyarakat Sultra, khususnya di Kota Kendari berjalan. Khusus Kendari kuota sebanyak 120 orang setiap tahun. Beasiswa ini disiapkan bagi pelajar yang kurang mampu dan berprestasi. “Dari 120 kuota beasiswa, sebanyak 80 penerima dana pendidikan jejang S1, 20 penerima jejang S2 dan 20 penerima jenjang S3. Dan program ini berjalan sampai sekarang,” pungkasnya. (c/kam)

  • Bagikan