Pj.Bupati Basiran Boyong Kades Studi Tiru di Jawa Tengah

  • Bagikan
Pj.Bupati Buton, Basiran (tengah, pakai batik) memboyong 10 kepala desa di Buton untuk studi tiru di Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dalam pengelolaan APBDes dan BUMDes. (DINAS KOMINFO DAN PERSANDIAN PEMKAB BUTON)
Pj.Bupati Buton, Basiran (tengah, pakai batik) memboyong 10 kepala desa di Buton untuk studi tiru di Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dalam pengelolaan APBDes dan BUMDes. (DINAS KOMINFO DAN PERSANDIAN PEMKAB BUTON)

--Belajar Kelola APBDes dan BUMDes


KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Desa (Pemdes) salah satu ujung tombak keberhasilan pembangunan di sebuah kabupaten. Penjabat (Pj) Bupati Buton, Basiran ingin Pemdes di wilayahnya tak hanya piawai mengelola pemerintahan dan pembinaan sosial kemasyarakatan namun mahir dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Pj.Bupati Basaran pun memboyong 10 kepala desa (kades) di Buton untuk studi tiru di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Tujuannya adalah Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Desa itu sohor sejak viral tahun 2018. Populer karena inovasi Pemdes Pongok yang menyulap desanya menjadi desa wisata dan sukses meraup Pendapatan Asli Desa (PAD) miliaran rupiah pertahun.

Desa-desa di Buton punya mimpi yang sama, membangun desa untuk bisa mandiri berbekal potensi yang ada didesanya. Untuk itu, Pj. Bupati Buton, Basiran dan Camat Pasarwajo, Amruddin membawa 10 kades untuk belajar langsung pada Desa Ponggok.

Melalui keterangan tertulisnya, Pj.Bupati Basiran mengatakan, studi tiru itu untuk belajar tentang pengelolaan APBDes dalam mengoptimalkan potensi desa terkhusus pengelolaan BUMDes di Desa Ponggok.

“Kami ingin, agar kades-kades dari Buton dapat belajar dan menyerap pengetahuan dari Pemdes Ponggok, terutama dalam pengelolaan potensi desa melalui BUMDES sehingga bermuara pada peningkatan pendapatan desa," ujar Pj.Bupati Basiran kepada Kendari Pos melalui sambungan telepon, Selasa (11/7), kemarin.

Kelihaian pemerintah dan warga Desa Ponggok dalam menggelola potensi desa, menghasilkan pendapatan Rp16 miliar setahun. Itu diperoleh dari sumber pendapatan sejumlah obyek wisata, terutama wisata Umbul Ponggok. Destinasi wisata itu menjadi rujukan wisatawan lokal hingga mancanegara.

Bahkan, kaum milenial yang mahir memanfaatkan teknologi informasi, mampu menjadikan Desa Ponggok sebagai menjadi desa pintar atau smart village. "Saya sangat kagum, luar biasa. Desa Ponggok, sudah menjadi Desa Pintar karena sistem penyelenggaran Pemdes telah mengunakan sistem digitalisasi, memang inovasi yang luar biasa dan patut dicontoh," tutur Pj.Bupati Basiran.

Menurut mantan Kepala BPKAD Sultra itu, terobosan yang dilakukan Pemdes Ponggok dapat pula dilakukan desa-desa di Kabupaten Buton. Banyak desa yang punya potensi wisata dan sumber daya alam melimpah. Selain itu, banyak desa di Buton yang memiliki potensi perikanan. Bahkan Buton punya deposit aspal Buton yang mendunia.

“Kita telah bekerja sama dengan Provinsi Jawa Tengah dalam pengembangan potensi yang ada di Indonesia. Pemkab Buton akan menjajaki Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan Pemda Kabupaten Klaten dalam rangka penguatan penyelenggaraan pemerintahan desa," tutup Pj.Bupati Basiran. (lyn/b)

  • Bagikan