Kasus DBD Meningkat

  • Bagikan
DBD

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Selama kurun waktu 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat, ada 230 kasus warga terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD). Enam diantaranya, meninggal dunia. Jumlah kasus tersebut mengalami peningkatan, bila dibandingkan kasus kematian akibat DBD di tahun 2021, yang jumlahnya hanya empat orang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg. Rahminingrum mengatakan, kasus DBD masih menjadi perhatian serius. Sebab, kasus kematian terus mengalami peningkatan. “Selama kurun waktu 2022, DBD sebanyak 230 kasus. Dengan kasus kematian enam orang. Tahun 2021, DBD hanya 211 kasus. Dengan jumlah kasus kematian hanya empat orang,” ungkap drg. Rahminingrum, kemarin.

Dia menjelaskan, wilayah Kota Kendari yang memiliki kasus DBD terbanyak, terdapat di Kecamatan Puuwatu: 68 kasus. Disusul Wuawua: 35 kasus, Baruga: 33 kasus, Kendari Barat: 27 kasus, Kadia: 25 kasus, Poasia: 19 kasus, Kendari: 12 kasus, Mandonga: 9 kasus, dan Kecamatan Kambu: 2 kasus. “Sementara untuk kasus meninggal akibat DBD terbanyak di Kecamatan Wua-wua yakni tiga orang, menyusul Kecamatan Puuwatu dua orang dan Kota Kendari satu orang. Tahun ini, kami berupaya agar kasus DBD dan kematian akibat DBD bisa turun. Tentu ini perlu dukungan masyarakat. Bila ditemukan mengalami gejala DBD, harus dengan cepat membawa ke pusat fasilitas layanan kesehatan,” bebernya.

Menurutnya, meski beberapa daerah rentan terhadap kasus DBD, namun masih ada wilayah di Kota Kendari yang bebas kasus DBD. Wilayah yang dimaksud yakni Kecamatan Abeli, Kecamatan Nambo, dan wilayah Benu-Benua. “Meski begitu, saya meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi penyebaran DBD. Apalagi dalam kondisi cuaca saat ini. Dari air hujan, biasanya akan meninggalkan genangan air yang menjadi tempat potensial perkembanbiakan nyamuk aedes aegypti penyebab BDB,” terangnya.

Dia juga mengajak masyarakat, agar selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memberantas DBD. Sebab ini menjadi hal utama, untuk mencegah terjadinya DBD di lingkungan sekitar. Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan 3M plus: menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Hal ini tentu, setiap saat selalu diingatkan kepada masyarakat untuk mencegah DBD. “Menjaga lingkungan dan membersihkan seluruh bagian rumah, baik di dalam maupun di luar, termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta terapkan 3M plus. Ini yang harus selalu dilakukan masyarakat demi terhindar dari DBD dan agar kita semua bisa selalu sehat,” pungkasnya. (rah/b)

  • Bagikan