Sinergisitas Tangani Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat

  • Bagikan
Rektor UHO Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc (kiri) dan Kepala BPOM Kendari Drs. Yoseph Nahak Klau, Apt., M.Kes (kanan) dalam kegiatan penguatan sinergitas pentahelix edukasi masyarakat tentang bahaya obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat, di Plaza Inn Kendari, Selasa (13/12), kemarin.

--Sinergisitas Pentahelix Mencerdaskan Masyarakat Sultra
--Membendung Peredaran Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Obat tradisional mengandung bahan kimia obat masih beredar di masyarakat. Tak banyak masyarakat yang tahu akan bahayanya. Sebagai perwakilan pemerintah, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kendari membangun sinergisitas pentahelix (lima unsur) untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat.

Pemimpin Redaksi Kendari Pos Inong Saputra (kiri), saat mengisi materi Peran Serta Media dalam Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Obat TradisionalMengandung Bahaya Kimia di Plaza In Hotel, Kendari, Selasa (13/12), kemarin

BPOM Kendari menggandeng unsur akademisi, pengusaha/bisnis, komunitas, dan media massa dalam bingkai sinergisitas pentahelix edukasi masyarakat tentang bahaya obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat. Kegiatan itu digelar di Plaza Inn Kendari, Selasa (13/12), kemarin. Dalam kegiatan itu, BPOM Kendari menggandeng Universitas Halu Oleo (UHO) dan media massa Harian Kendari Pos. UHO dan BPOM Kendari meneken MoU kerja sama pengawasan obat dan makanan.

Rektor UHO, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc., mengatakan
dalam upaya penguatan sinergisitas pentahelix untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat, tidak bisa dilakukan hanya satu pihak saja. Namun, harus melibatkan semua pihak atau stakeholder terkait.

"Kalau kita kerjakan dengan gotong royong apapun itu, pasti berhasil. Artinya melalui program ini kita dapat bekerja sama atau apapun yang kita lakukan itu harus bersama," ujar Rektor Prof.Zamrun.

Ia menyebut kerja sama yang terjalin antara BPOM Kendari dengan UHO dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi lingkup kerja sama. "Salah satu penyebab masih beredarnya obat tradisional mengandung bahan kimia obat adalah karena masih adanya permintaan masyarakat terhadap produk obat tradisional mengandung bahan kimia obat," tuturnya.

Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya obat tradisional mengandung bahan kimia obat sehingga mereka masih mengonsumsi obat tradisional. "Saya pikir inilah yang menjadi fokus kita untuk memberikan edukasi terkait bahaya obat yang mengandung kimia obat," beber Ketua Kagama Sultra itu.

Prof. Zamrun berharap adanya kerja sama dan sosialisasi ini dapat memberikan manfaat bagi peserta dan bagi masyarakat secara umum.

Kepala BPOM Kendari, Yoseph Nahak Klau mengungkapkan tren pemasaran obat tradisional meningkat sejak pandemi Covid-19. Saat itu, kecenderungan masyarakat mengomunikasi obat tradisional terlihat. "Oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi ini. Mereka memasukan obat kimia ke obat tradisional sehingga efeknya cepat bereaksi," ujarnya dalam kegiatan penguatan sinergisitas pentahelix edukasi masyarakat tentang bahaya bahaya obat tradisional mengandung bahan kimia obat, kemarin.

Yoseph Nahak Klau menjelaskan, produksi obat tradisional di Sultra itu masih berskala kecil yaitu berada di Kolaka dan Wakatobi. Tetapi penggunaan obat tradisional ini sampai ke pelosok desa. "Sehingga inilah yang menjadi alasan kami untuk melakukan kerja sama dengan stakeholder terkait. Khususnya penjualan melalui online karena jangkauan melalui online bisa kemana-mana," jelasnya.

Menurutnya, BPOM secara nasional terus melakukan MoU dengan beberapa stakeholder terkait. "Dalam MoU ini siapa pun dapat ikut serta dalam pengawasan obat dan makan. Dan yang tak kalah pentingnya juga partisipasi masyarakat, tokoh agama dan serta media. Upaya ini kami tempuh tentunya untuk meminimalisir peredaran penggunaan obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat," tuturnya.

  • Bagikan