Warga Lasembangi Dilatih Tangguh Bencana

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Lasembangi menjadi daerah paling rawan banjir saat musim penghujan tiba. Bahkan setiap tahun, desa yang dilintasi bentangan sungai memanjang di Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton tersebut, selalu tergenang. Beruntung, sebagian besar rumah warga di bantaran sungai berkonstruksi panggung. Sehingga warga hanya akan mengungsi jika banjir terjadi dengan ketinggian lebih dari satu setengah meter. Meski begitu aktivitas mereka kerap terganggu selama musim basah itu.

Dari fakta itu, selain membangun infrastruktur pengendali banjir seperti revitalisasi sungai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buton mengedukasi masyarakat terkait potensi dan cara meminimalisir dampak bencana banjir. Mereka dilatih agar lebih tangguh dari biasanya menghadapi ancaman banjir. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Buton, Manafu, mengatakan, pihaknya sudah memetakan daerah rawan bencana. Untuk banjir, Desa Lasembangi diberi kode merah atau rawan. Olehnya itu, warga setempat diberikan pelatihan bagaimana menghadapi bencana banjir. “Kita gelar palatihan selama hampir 20 hari. Mengundang tim SAR, ada teori ada praktik alat,” kata Manafu, Jumat (9/12).

Pelatihan penanggulangan bencana yang dipusatkan di Balai Desa Lasembangi digelar sejak akhir November dan ditutup kemarin. Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Buton, Muhamad Rizal Djalil, mengatakan pihaknya memang masuk peta rawan bencana. “Kegiatan ini telah dihasilkan lima draf dokumen dan dua peta evakuasi untuk di Desa Lasembangi,” katanya.

Bukan hanya Lasembangi, semua desa di sekitar pesisir pantai dan bantaran sungai juga sudah dipetakan sebagai titik-titik rawan bencana. Namun karena keterbatasan anggaran, pelatihan itu digelar bertahap. Sebelum Lasembangi, Wolowa sudah dibentuk juga relawan bencana beberapa tahun lalu. "Materinya dari instruktur terkait bagaimana cara menolong korban patah tangan, atau luka serta bagaimana membantu jika ada yang mengalami tenggelam di sungai maupun di laut," terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lasembangi, Sabaparta, berharap apa yang diperoleh warga selama pelatihan, nantinya bisa diimplementasikan pada saat musibah banjir terjadi. “Dalam keadaan darurat kita butuh orang-orang tangguh yang bisa bergerak cepat mengantisipasi dampak lebih parah di sekitarnya," kata Sabaparta. (b/lyn)

  • Bagikan