Azis The Next Bupati Koltim

  • Bagikan
Abdul Azis


--Diana Berpeluang jadi Wakil Bupati

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Abdul Azis the next Bupati Kolaka Timur (Koltim). Jalan untuk naik "kelas" menjadi bupati telah diretas Azis dengan memenangkan pemilihan Wakil Bupati (Wabup) Koltim, Kamis (28/7) kemarin. Azis terpilih sebagai Wabup Koltim setelah meraih 13 suara anggota DPRD. Rivalnya, Diana Massi mengantongi 11 suara. Akumulasi 24 suara itu dari anggota DPRD Koltim yang hadir. Satu anggota DPRD dari PBB tidak hadir.

Jalan Azis menjadi Bupati Koltim punya landasan hukum. Rujukannya adalah UU No.10/2016 tentang perubahan kedua atas UU No.1/2015 tentang penetapan Perppu No.1/2014 tentang pemilihan gubernur,
bupati dan wali kota menjadi UU. Selain itu, UU No.12/2008 tentang perubahan kedua atas
UU No.32/2004 tentang pemerintahan daerah. (Baca grafis).

Pengamat politik Sultra Dr. Najib Husain mengatakan, melanggengnya Abdul Azis ke kursi Wakil Bupati Koltim, adalah jalan mulus menuju kursi 01 sebagai Bupati Koltim. Merujuk Undang-Undang Pilkada tahun 2016, nantinya Azis terlebih dahulu direkomendasikan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Koltim. Berikutnya, ditetapkan menjadi bupati definitif oleh menteri melalui gubernur atas usulan DPRD.

"Ini mesti dipikirkan mulai dari sekarang. Karenanya, rekonsiliasi semua pihak terutama dilingkup DPRD sangat penting agar prosesi Abdul Azis menuju takhta Bupati Koltim, tak memakan waktu yang cukup lama," ujar Dr. Najib Husain kepada Kendari Pos, Kamis (28/7), kemarin.

Perolehan suara tertinggi Abdul Azis atas Diana Massi merupakan kemenangan rakyat Koltim. Hasil tersebut masih bagian tahap awal perjuangan Abdul Azis dalam membangun Koltim sesuai visi misi yang telah dicanangkan. Abdul Azis harus menempuh langkah rekonsiliasi semua pihak bukan saja yang mendukungnya saat pemilihan, tetapi diluar itu mesti dirangkul menyeluruh. Sebagai strategi memperkuat komponen pemerintahan agar saat menjalankan tugas kedepan, berjalan lancar dan terkolaborasi serta terintegrasi secara efektif dan efisien.

"Sebisa mungkin tidak membentuk kelompok eksklusif. Abdul Azis harus menjadi penggerak utama dalam menghilangkan sekat dan persaingan. Terjemahannya, membuka lembaran baru melalui bingkai persatuan. Mungkin tak mudah menyatukan semua komponen stakeholder antara pendukung dan yang bukan. Namun jika berhasil, akan menjadi kekuatan besar bagi Azis dalam menjalankan pemerintahan. Ini juga bagian tantangan awal menguji kapabilitas kepemimpinannya," kata Dr. Najib Husain.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Halu Oleo (UHO) itu menjelaskan, salah satu tugas penting Azis yakni memperbaiki citra Kabupaten Koltim yang sebelumnya tercederai kasus penyalahgunaan wewenang oleh oknum mantan bupati sebelumnya.

Hal itu sangat penting untuk memudahkan aktualisasi program pemerintah daerah serta sinkronisasi, komunikasi dan sinergi dengan pemerintah pusat, tak menemui kendala yang berarti. "Tugas Abdul Azis tidaklah memulai semuanya dari awal. Tetapi melanjutkan visi misi yang telah diprogramkan almarhum Samsul Bahri Madjid dan Andi Merya Nur sebelumnya. Pada titik ini memperbaiki citra pemerintah daerah sangat sentral demi memudahkan memperoleh kepercayaan kerja sama yang baik dari pemerintah pusat," jelas Najib.

Doktor alumni Universitas Gajah Mada ini memprediksi, meski Diana Massi kalah dari Abdul Azis, namun potensi untuk menjadi Wakil Bupati Koltim mendampingi Abdul Azis sangat terbuka lebar. Namun demikian, hal itu tergantung dari bupati, partai pengusung dan anggota DPRD setempat. "Minimal 18 bulan sebelum berakhir masa jabatan kepala daerah, maka masih terbuka lebar untuk pengusulan wakil bupati," imbuh Dr. Najib Husain.

Terpisah, Ketua Komisi I DPRD Sultra Bustam menuturkan, setelah terpilih menjadi Wakil Bupati Koltim, jalan Abdul Azis menjadi bupati terbuka lebar. "Mekanismenya, dia ditetapkan sebagai Plt Bupati lebih dulu lalu ditetapkan bupati definitif," ujarnya.

Setelah dilantik menjadi bupati definitif, Azis membutuhkan wakil bupati untuk menjalankan roda pemerintahan.
Politisi senior Partai Gerindra Sultra ini menilai, untuk menstabilkan suasana politik pemerintah daerah terutama di tengah masyarakat Koltim, maka Diana Massi sangat layak mendampingi Abdul Azis nantinya. Selain representasi perjuangan mantan bupati mendiang Samsul Bahri Madjid, juga bagian dari menjawab harapan masyarakat.

"Kita juga harus menghargai perjuangan mendiang Samsul Bahri Madjid. Bukan saja melanjutkan apa yang menjadi visi misinya dalam membangun daerah, tetapi mendukung kompak Diana Massi (Istri mendiang SBM), sebagai pendamping Abdul Azis sangat tepat. Pada titik ini partai pengusung, DPRD setempat, diharapkan menghilangkan ego politik persaingan dan satu suara mendorong Diana Massi sebagai Wakil Bupati Koltim," tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Koltim Suhaemi Nasir mengatakan kemenangan Azis di Pilwabup akan
segera diusulkan kepada Mendagri melalui Gubernur Sultra untuk proses lebih lanjut. "Besok (hari ini,red) kami akan rapat paripurna pengusulan Abdul Azis ke Mendagri. Kalau soal pelantikannya, kami menunggu setelah ada surat keputusan dari Mendagri," ujarnya usai Pilwabup Koltim, kemarin.

Suhaemi Nasir menuturkan Wakil Bupati Koltim terpilih Abdul Azis akan menjalankan pemerintahan sisa masa jabatan periode 2021-2026. Dia berpeluang menjadi Bupati Koltim, namun melalui mekanisme. "Nah, ketika Wakil Bupati sudah dilantik maka akan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Koltim sebelum ada vonis berkekuatan hukum tetap terhadap perkara Bupati Koltim nonaktif Andi Merya," kata Suhaemi Nasir. (ali/kus/b)

  • Bagikan