--BPBD Sultra Siap Gelar Jambore Tangguh Bencana 2025
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersiap menghadapi potensi bencana dengan menyelenggarakan Jambore Tangguh Bencana 2025. Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sultra ini akan menjadi wadah kolaborasi lintas sektor untuk membangun dan meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana.
"Urgensi Jambore Tangguh Bencana ini sangat tinggi. Berdasarkan data BNPB, Sultra mengalami peningkatan frekuensi dan risiko bencana dalam 5 tahun terakhir. Kesiapsiagaan yang lebih baik di semua sektor menjadi mutlak diperlukan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sultra, Muhammad Yusup kepada Kendari Pos, Minggu (16/2/2025).
Mantan Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari itu menjelaskan, jambore ini dirancang untuk mengatasi beberapa tantangan krusial. Pertama, kurangnya koordinasi dan sinergisitas antarsektor dalam penanggulangan bencana."Tidak hanya BPBD yang bertanggung jawab. TNI-Polri, Basarnas, media, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat harus terlibat aktif untuk respons yang cepat dan terkoordinasi," ujar Muhammad Yusup.
Kedua, peran media massa yang belum optimal dalam pemberitaan kebencanaan Informasi dari media sangat penting bagi masyarakat. Namun, pelatihan bagi jurnalis untuk pelaporan yang akurat dan etis masih perlu ditingkatkan. Ketiga, pentingnya membangun jiwa korsa dan kepemimpinan dalam situasi darurat. "Kerja sama tim yang solid sangat krusial dalam kondisi darurat," kata Muhammad Yusup.
Keempat, peningkatan kapasitas masyarakat dan relawan. "Masyarakat sering menjadi garda terdepan dalam pertolongan sebelum bantuan resmi tiba. Oleh karena itu, pelatihan pertolongan pertama, evakuasi mandiri, dan mitigasi risiko bencana sangat penting," jelas Muhammad Yusup.
Kelima, pemanfaatan teknologi dalam manajemen bencana. "Sistem peringatan dini, pemetaan berbasis GIS (Sistem Informasi Geografis), dan penggunaan drone perlu diterapkan lebih luas," tutur Muhammad Yusup.
Jambore Tangguh Bencana 2025, yang akan berlangsung selama 7 hari pada bulan Mei 2025 akan melibatkan 500 peserta dari berbagai unsur. Peserta terdiri dari BPBD Kabupaten/Kota, relawan (TAGANA, MDMC, PMI, LPBI NU, dll.), TNI/Polri, Basarnas, OPD terkait, akademisi, komunitas PRB, dunia usaha, LSM, dan media massa.
"Kami berharap Jambore ini akan menghasilkan rekomendasi strategis untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana berbasis kolaborasi lintas sektor. "Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, kita dapat membangun Sulawesi Tenggara yang siaga bencana," pungkas Muhammad Yusup. (ags/b)