KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak masyarakat lebih proaktif dalam memanfaatkan lahan kosong yang dimiliki. Hal ini berguna dalam mendukung kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga pada tahun 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ari Siswanto, menegaskan, lahan kosong, baik di perkotaan maupun pedesaan, memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik.
Ia menyebutkan, pemanfaatan lahan kosong menjadi salah satu langkah strategis untuk menekan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat keluarga.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang belum termanfaatkan sampai saat ini, dengan menanam komoditas atau tanaman yang dapat membantu mendorong kemandirian pangan dan ekonomi," ujar Ari Siswanto, Kamis (16/1/2025).
Menurut Ari, pemanfaatan lahan kosong bisa dimulai dengan pekarangan rumah. Lahan yang selama ini dibiarkan kosong dapat disulap menjadi area produktif untuk menanam berbagai jenis tanaman, baik sayuran maupun buah-buahan. Langkah positif ini telah didorong sejak beberapa tahun lalu.
"Sebab, upaya ini selain dapat memperkuat ketahanan pangan keluarga, perekonomian keluarga juga akan meningkat dalam menghadapi inflasi," jelasnya.
Ia menambahkan, tanaman yang ditanam dapat dipilih berdasarkan kebutuhan dan manfaatnya. Ada jenis tanaman yang hanya membutuhkan satu kali masa panen, dan ada pula yang dapat memberikan hasil secara berkelanjutan.
"Dengan demikian, keluarga tidak hanya mendapatkan manfaat pangan tetapi juga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga," paparnya.
Selain mengajak masyarakat umum, mantan Pjs Bupati Kolaka Timur itu juga mengimbau seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah Provinsi Sultra untuk ikut berpartisipasi dalam program ini. Para ASN diminta untuk menjadi teladan dalam memanfaatkan lahan kosong di sekitar mereka.
"Dengan menanam berbagai jenis tanaman, kita tidak selalu berharap bahwa pangan yang akan dikonsumsi diperoleh dengan cara membeli," terangnya.
Langkah ini diyakini dapat menjadi contoh nyata bagi masyarakat, untuk memulai upaya serupa di lingkungan mereka masing-masing. Kolaborasi antara masyarakat umum dan ASN diharapkan dapat menciptakan perubahan signifikan dalam mengurangi ketergantungan terhadap pangan yang dibeli dari luar. (b/rah)