KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Perpustakaan Modern Sulawesi Tenggara (Sultra) menargetkan 80 ribu pengunjung pada tahun 2024. Target ini ditetapkan untuk memperkenalkan perpustakaan bertaraf internasional ini kepada masyarakat luas.
Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Nur Saleh, S.Pd., M.M., Pub, mengungkapkan, tahun 2023 lalu, perpustakaan menerima 30 ribu pengunjung. Tahun ini, dengan berbagai program, fasilitas, dan kemudahan yang tersedia, menargetkan 80 ribu pengunjung. Ini termasuk kegiatan yang dirancang khusus untuk menarik minat baca.
“Hingga akhir Agustus 2024 ini, jumlah pengunjung telah melebihi 30 ribu. Kami yakin, target 80 ribu akan tercapai berkat berbagai program yang dijalankan,” optimisnya.
Selain beragam terobosan internal, Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Nur Saleh, S.Pd., M.M., Pub juga melakukan kerja sama eksternal. Dia menggagas program kemitraan dengan pelaku UMKM, universitas, dan lainnya.
Menggandeng pelaku UMKM, sebagai upaya menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Sebab, nantinya perpustakaan tidak hanya sekadar menjadi sumber informasi, melainkan juga keterampilan.
“Semua disiplin ilmu ada di Perpustakaan. Oleh karena itu kita harus maksimalkan potensinya. Kita jadikan perpustakaan sebagai tempat pengembangan UMKM. Contohnya masyarakat nantinya bisa mengetahui cara pembuatan agar-agar, abon ikan, dan produk UMKM lainnya. Tentu ini sangat positif,” ujar Nur Saleh.
Nur Saleh yakin, partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas perpustakaan, termasuk UMKM di dalamnya, bisa meningkatkan kemampuan literasi masyarakat sekaligus berpotensi menjadi sumber pendapatan masyarakat karena sudah menjadi pelaku UMKM.
“Kami akan merubah image perpustakaan yang sebelumnya hanya dikenal sebagai gudang dan tumpukan buku, menjadi sumber infomasi dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” terangnya.
Selain itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra juga menjalin kerja sama dengan Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) dalam bentuk penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU).
Sementara itu, Nur Saleh menjelaskan, dalam MoU ini terdapat hak dan kewajiban. Dia berharap, MoU ini dapat dimaksimalkan Unsultra, khususnya para pegawai dan mahasiswa dalam pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan literasi.
“Kewajiban kami menyiapkan pelayanan yang representatif kepada Unsultra. Kita ingin menjadikan perpustakaan sebagai pusat edukasi,” imbuhnya. (adv/lis)