KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Tim peneliti dari Universitas Sulawesi Tenggara menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Potensi Penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) terhadap Fraud dalam Sistem Perbankan" yang berlangsung di PlazaInn Kendari.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian yang telah lolos di tingkat nasional dan didanai oleh hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Diktiristek. Acara ini menghadirkan berbagai pembahas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kepolisian, dan Kejaksaan. Selain itu, FGD juga dihadiri oleh peserta dari kalangan perbankan, akademisi, advokat, serta mahasiswa yang turut memberikan perspektif berharga dalam diskusi tersebut.
Rektor Universitas Sulawesi Tenggara, Prof. Dr. Andi Bahrun M.Sc. Agric., menjelaskan pentingnya acara ini sebagai upaya untuk memahami dan mengantisipasi potensi penyalahgunaan teknologi AI dalam sektor perbankan.
“Artificial Intelligence memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam perbankan, namun disisi lain juga membuka peluang bagi berbagai bentuk kejahatan finansial. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam dan langkahlangkah preventif untuk mengatasi hal tersebut,” ungkap Rektor Unsultra.
Para pembahas dari OJK, Kepolisian, dan Kejaksaan memberikan pandangan mereka mengenai regulasi, penegakan hukum, dan tantangan yang dihadapi dalam mengawasi penggunaan AI di sektor perbankan. “Diskusi ini semakin kaya dengan masukan dari peserta FGD yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari praktisi perbankan, akademisi, hingga advokat yang menyoroti aspek hukum dan regulasi,” ungkapnya.
Sementara Ketua Tim Peneliti, Dr. Hijriani, mengungkapkan bahwa diskusi ini sangat relevan dengan situasi saat ini dimana teknologi AI semakin banyak digunakan dalam operasional perbankan. “Tujuan penelitian ini untuk menemukan potensi penyalahgunaan sistem teknologi AI dalam fraud perbankan dan merumuskan norma yang dapat dijadikan pedoman pengaturan penggunaan AI dalam sistem perbankan. Penelitian mengenai fraud dalam sistem perbankan telah menjadi fokus utama bagi peneliti, dengan penelitian sebelumnya,” ujar Dr. Hijriani.
Ia menambahkan, bahwa acara FGD ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi yang komprehensif dalam mengantisipasi dan mengatasi potensi penyalahgunaan AI dalam sistem perbankan. Tim peneliti Universitas Sulawesi Tenggara berkomitmen untuk terus mengembangkan penelitian ini demi menciptakan ekosistem perbankan yang aman dan terpercaya.
“Universitas Sulawesi Tenggara semakin menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan yang aktif berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta turut serta melalui pengembangan riset di bidang AI dan perbankan dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan sistem perbankan di Indonesia,” pungkasnya. (win/b)