KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Andi Bahrun berkomitmen menjadikan kampus yang mengusung slogan Seksi (Santun dan beretika, Elok dan nyaman, Kreatif dan Inovatif, Sejahtera dan Harmonis, Idaman dan berdaya saing) itu menjadi perguruan tinggi berkelas dunia. Upaya go international kini kian terwujud.
Andi Bahrun mengatakan pendidikan adalah tanggung jawab negara dan tak wajar anak-anak bangsa itu berhenti menempuh pendidikan hanya karena persoalan biaya. “Kita tahu sendiri Indonesia kaya akan sumber daya alam dan tidak wajar juga kalau anak-anak di Indonesia itu mau sekolah tapi tidak ada biaya. Tetapi saya juga memahami bahwa perguruan tinggi utamanya negeri itu ada sebagian yang menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT),” ungkapnya saat tampil di Kendaripos Channel yang dipandu Wadir Kendari Pos Awal Nurjadin.
Perguruan tinggi diberi tanggung jawab untuk meningkatkan Indeks Kinerja Utama (IKU) dan kualitas mahasiswa. Tentu dalam mewujudkan keduanya itu membutuhkan biaya, untuk memenuhi biaya tersebut sebagai perguruan tinggi itu menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Hanya mungkin mekanisme komunikasi yang tidak melibatkan mahasiswa dan masyarakat. Sehingga itu menjadi problematika,” ucap Andi Bahrun.
Presiden terpilih telah memberikan pernyataan biaya pendidikan perguruan tinggi itu bisa murah dan gratis. “Dalam konteks ini harus dibicarakan dengan betul-betul dan baik. Karena jangan sampai membunuh perguruan tinggi swasta, ketika biaya pendidikan digratiskan maka anak-anak kita akan berlomba-lomba masuk ke perguruan tinggi negeri. Oleh karena itu perguruan tinggi negeri harus didorong fokus pada kualitas, akreditasi internasional dan masuk rangking terbaik internasional. Kemudian untuk swasta itu lebih ke kuantitas, tetapi bukan berarti perguruan tinggi swasta itu tidak perlu kualitas,” kata Andi Bahrun.
Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta itu ditantang untuk meningkatkan IKU dan kualitasnya. “Seorang pimpinan perguruan tinggi tidak cukup hanya punya jiwa leadership tetapi harus mempunyai jiwa enterpreneur. Artinya kita tidak bisa mengandalkan pendapatan itu hanya dari uang mahasiswa, tetapi pimpinan harus mempunyai jiwa enterpreneur. Sehingga bisa mendapatkan pendanaan, bantuan maupun fasilitas melalui kreativitas dan inovasi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di perguruan tinggi,” ucapnya. (win/b)