Pantau Harga dan Stok Jelang Ramadan

  • Bagikan
PANTAU HARGA : Bupati Butur, Muhammad Ridwan Zakariah (kedua dari kiri) ketika melakukan peninjauan di Pasar Sentral Mina-minanga, Kulisusu. Ia melihat kondisi lingkungan fisik pasar, sekaligus mengecek harga dan ketersediaan kebutuhan Sembako. (PROKOPIM SETKAB BUTUR FOR KENDARI POS)
PANTAU HARGA : Bupati Butur, Muhammad Ridwan Zakariah (kedua dari kiri) ketika melakukan peninjauan di Pasar Sentral Mina-minanga, Kulisusu. Ia melihat kondisi lingkungan fisik pasar, sekaligus mengecek harga dan ketersediaan kebutuhan Sembako. (PROKOPIM SETKAB BUTUR FOR KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Peninjauan pada sejumlah sentra perkulakan dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur). Langkah tersebut sebagai bentuk komitmen dalam rangka memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga sejumlah komoditas kebutuhan masyarakat.

“Juga sekaligus untuk memantau lingkungan fisik pasar, “ jelas Bupati Butur, Dr. H. Muh. Ridwan Zakariah, akhir pekan lalu, usai berkunjung di Pasar Sentral Mina-minanga, Kulisusu.

Dari hasil pantauan memerlihatkan jika secara umum harga Sembako di pusat perekonomian kabupaten itu, terpantau stabil. Pasokan stok komoditas juga masih cukup tersedia.

“Tapi sekalipun situasi pasar stabil, saya harap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Butur terus memantau ketersediaan stok dan harga Sembako ini. Apalagi menjelang momentum bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri tahun 2024,” instruksi Ridwan Zakariah, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan yang juga Plt. Kadisperindag, Sahrun Akri, Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Pemerintah dan Politik, Muliana, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM sekaligus Plt. Kasatpol PP, Hasanun.

Sementara itu, Plt. Kadisperindag, Sahrun Akri, menyebut, saat ini pasokan komoditas pangan khususnya beras, telur ayam, bawang dan lainnya, masih didominasi dari luar Butur. Diakuinya, stok beras lokal di penggilingan petani mengalami kekurangan. Kondisi tersebut disebabkan karena saat ini belum memasuki musim panen dan mayoritas sawah petani di daerah itu masih bergantung pada pengairan tadah hujan.

“Makanya situasi seperti ini bisa memicu permainan harga dari para spekulan. Karena, bahan pangan yang dipasok dari luar daerah saat tiba di Butur sudah melalui beberapa tangan (pedagang). Jika tidak dikontrol, akan memengaruhi harga pada level konsumen, tandas Sahrun Akri. (b/had)

  • Bagikan