KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Muna Barat (Mubar) mulai berdampak pada sektor pertanian. Sejumlah area persawahan di daerah itu terancam kekeringan. Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri memprogramkan galian sumur bor, mesin alkon, tandon air dan perbaikan saluran irigasi persawahan untuk mengatasi ancaman kekeringan yang mengintai sekira tujuh hektar area persawahan.
“Saya dilaporkan terdapat sawah di Desa Abadi Jaya yang ditanami pada akhir September kemarin seluas dua hektar terancam kena fuso. Ada juga sekira lima hektar sawah di Desa Lakabu. Untuk itu kita akan intervensi melalui APBD dengan program pengadaan sumur bor, mesin alkon, tandon air kepada masyarakat petani. Sehinga air bisa langsung dialirkan di area persawahan,” kata Bahri saat dikofirmasi Rabu (11/10).
Selain itu, Pemkab Mubar juga akan melakukan perbaikan pada sarana pendukung seperti saluran irigasi. Karena ditemukan banyak terjadi kebocoran pada dasar (lantai) saluran maupun pada bagian dinding pematang. Sehingga aliran air menjadi tidak lancar. “Saya sudah memerintahkan Dinas PUPR untuk menghitung berapa tingkat kerusakan saluran air kita untuk kita perbaiki. Mumpung saat ini musim kemarau,” ungkapnya.
Direktur Perencanaan Anggaran Daerah pada Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kemendagri itu menyebut akibat musim kemarau saat ini memicu perebutan air antara petani sehingga saluran jebol. “Untuk itu kita sudah atur pembagianya yaitu Selasa - Kamis jalur untuk Desa Palura. Kemudian Juma - Minggu untum Desa Katanganan - Abadi Jaya,” bebernya.
Ia menambahkan menyikapi fenomena elnino saat ini pihaknya telah memerintahkan seluruh stakeholder terkait untuk melakukan pemantauan langsung ke lapangan. Mulai dari kepala desa, camat dan unsur OPD terkait. Sehingga dengan begitu dampak dari kemarau pajang yang melanda Mubar bisa cepat diketahui dan diatasi. “Saya sudah memerintahkan mereka. Makanya ancaman kekeringan pada tujuh hektar sawah cepat kita ketahui dan segera kita lakukan penanganan,” ucapnya. (ahi/b)