Mencegah Stunting Sejak Dini

  • Bagikan
Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo (kanan) memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting dalam momentum Pangan Expo Plus 2023 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, kemarin.
Kepala BKKBN RI dr Hasto Wardoyo (kanan) memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting dalam momentum Pangan Expo Plus 2023 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, kemarin.

--Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo Aktif Edukasi Masyarakat

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Stunting masih menjadi masalah global termasuk di Indonesia. Itulah yang mendorong Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI dr Hasto Wardoyo semakin gencar memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting di seluruh lapisan masyarakat.

Tidak terkecuali dalam momentum Pangan Expo Plus 2023 dengan tema acara Gelar Inovasi Produk Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, kemarin.

Dalam sesi talk show berjudul "Produk Pangan Olahan Bergizi dan Sehat Atasi Stunting" yang digelar di sela-sela pameran tersebut, dr.Hasto mengampanyekan mengenai tips-tips pencegahan stunting di depan audiens yang sebagian besar remaja usia sekolah.

Meluruskan pemahaman mengenai stunting, dr.Hasto menjelaskan bahwa orang pendek belum tentu stunting, melainkan tetap butuh pemeriksaan dari dokter spesialis. "Hati-hati kalau ada orang pendek dan tidak cerdas, biasanya kalau sudah besar akan mudah terkena penyakit," ujarnya.

dr.Hasto menyebutkan dari beberapa penelitian, jika dibandingkan antara kelompok yang stunting dan tidak stunting, selisih pendapatannya mencapai 20 persen. "Artinya, orang yang stunting nantinya tidak lebih produktif di usia dewasanya dan pendapatannya lebih rendah," tambahnya.

Oleh karena itu dr.Hasto menyosialisasikan kepada para remaja yang hadir mengenai penyebab stunting. Ia memaparkan 3 penyebab utama anak mengalami stunting. Pertama, sub optimal nutritional yaitu kekurangan asupan.
"Kedua, sub optimal health artinya sewaktu kecil tidak diimunisasi, bisa juga sering diare karena jamban tidak sehat," kata dr.Hasto dalam hybrid talk show tersebut.

Ketiga, pola asuh yang sangat menentukan kualitas pertumbuhan anak. "Kalau cara asuh atau parenting tidak bagus maka anak tidak happy, ujungnya anaknya tidak mau makan," ungkap dr.Hasto.

Ia mengajak para remaja untuk melakukan perencanaan sebelum menikah. "Nah, untuk mencegah bayi lahir stunting, remaja perempuan sebelum nikah lakukan pemeriksaan calon pengantin (catin) di puskesmas, cek Hb, cek lingkar lengan atas minimal 23,5 cm, jaga berat badan ideal," ujar dr.Hasto.

Lebih lanjut, menyinggung tema pameran yang mengangkat produk lokal, dr.Hasto juga memberikan tips cegah stunting melalui produk lokal. "Mencegah stunting tidak perlu produk asing, produk lokal cukup. Kalau ada ikan lele itu sudah bagus, murah dibanding daging sapi. Pokoknya kalau mau menikah harus sehat dulu. Kalau sudah menikah harus direncanakan, jangan hamil terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat, dan jangan terlalu sering," pungkas dr.Hasto. (rls)

  • Bagikan