KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID --Tekad Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) dalam menyiapkan mahasiswa dan alumni yang mampu beradaptasi, kolaborasi, inovatif dan literasi digital sangat besar. Untuk itu universitas tersebut menyelenggarakan Workshop Pasar Modal kolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia KP Sulawesi Tenggara yang melibatkan mahasiswa, dosen dan dekan lingkup Unsultra.
Rektor Unsultra, Prof. Dr. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., mengatakan bahwa Pasar Modal kolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia KP Sulawesi Tenggara merupakan implementasi kerjasama dari kedua belah pihak.
“Selain itu kegiatan tersebut juga adalah salah satu Implementasi dari Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dimana mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu dari dosen saja tapi juga harus melibatkan instansi terkait sehingga ilmu yang mereka dapatkan itu bertambah,” ujarnya. Ia juga menjelaskan, bahwa di kegiatan Workshop sebelumnya hanya melibatkan Fakultas Ekonomi Bisnis. “Tetapi kali ini melibatkan semua unsur pimpinan lingkup Unsultra mahasiswa dan dosen. Karena kegiatan ini juga merupakan peluang untuk penerapan MBKM di setiap Fakultas,” jelasnya.
Melalui Workshop Pasar Modal kata dia, semua peserta akan mengerti bagaimana cara investasi yang baik dan benar dan tentunya mahasiswa juga mendapatkan ilmu tentang bisnis. “Melalui kegiatan tersebut diharapkan para peserta mau berbagi ilmu kepada teman, keluarga dan lainnya sebagainya terkait investasi tentunya,” terang Prof Andi Bahrun.
Ia juga menyebut bahwa, mahasiswa tidak hanya berpikir secara lokal, tetapi harus bisa berpikir secara global. “Diharapkan mulai saat ini mahasiswa harus menyiapkan untuk masa depannya,” ucapnya.
Tempat yang sama, Kepala Bursa Efek Indonesia KP Sulawesi Tenggara, Bayu Saputra mengungkapkan bahwa tujuan dari workshop tersebut adalah untuk membuka dan meningkatkan wawasan mindset mahasiswa terkait investasi. “Pasar modal punya potensi yang sangat besar, yakni potensi untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan potensi berkarir untuk mahasiswa. Kita sosialisasikan bahwa pasar modal ini bukan hanya milik para ekonom saja tetapi memilih semua lapisan masyarakat juga bisa masuk,” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa dengan modal Rp 5 ribu mahasiswa sudah bisa melakukan investasi. “Sebagai generasi penerus bangsa harus punya backup finansial sejak saat ini. Sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan jumlah pengangguran yang semakin meningkat. Oleh karena itu sejak saat ini mahasiswa sudah harus mempunyai penghasilan,” tandasnya. (win/b).