KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Aula Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara (Dishub Sultra) mendadak riuh, kemarin. Dua puluhan murid taman kanak-kanak saling berlomba menyebutkan alat peraga rambu-rambu lalulintas (Lantas). Rupanya, dinas yang dipimpin Muhammad Rajulan itu mengundang anak usia dini untuk mengenal rambu-rambu dan menanamkan budaya tertib berlalulintas sejak usia dini. Mereka didampingi guru masing-masing.
Dishub Sultra ingin menjadikan anak-anak itu sebagai pelopor sadar lantas di masa depan ketika mereka dewasa kelak. Angka Lakalantas di Sultra terbilang tinggi. Sebagai besar penyebabnya lantaran kurang disiplin berlalu lintas.
Kepala Dishub Sultra Muhammad Rajulan berkeyakinan, ke depan anak-anak itu akan berkontribusi dalam menekan angka kecelakaan lalulintas (Lakalantas) setelah tahu pentingnya tertib lantas. Atas dasar itulah, Dishub Sultra
menggelar kegiatan Sadar Lalulintas Usia Dini (Salud), kemarin. Langkah ini tak lain untuk menanamkan tertib berlalu lintas sejak belia.
Kepala Dishub Sultra Muhammad Rajulan bertekad terus berupaya membangun budaya berlalulintas yang baik dan benar. Untuk itulah, generasi muda harus diberi pemahaman tentang arti penting keselamatan dalam berlalulintas dab sadar lantas.
"Tidak bisa kita pungkiri, saat ini lakalantas ini menjadi ancaman pembunuh nomor satu khususnya bagi para pengemudi kendaraan baik sepeda motor maupun mobil. Makanya, kesadaran itu harus kita tanamkan," ujarnya kepada Kendari Pos dalam kegiatan Salud, Kamis (16/6), kemarin.
Ia mengimbau seluruh pelajar khususnya bagi pengguna sepeda motor untuk senantiasa meningkatkan kesadaran lantas. Dengan begitu, kesadaran bukan keterpaksaan demi terciptanya keselamatan dalam berlalulintas. "Selain sadar akan rambu-rambu lantas, pengendara kendaraan harus patuh terhadap aturan berlalulintas. Diantaranya membuat surat izin mengemudi (SIM), menggunakan helm berstandar SNI dan lainnya," kata Muhammad Rajulan.
Di tempat yang sama, Ketua Salud Sultra Hariyati mengungkapkan ingin mengenalkan rambu-rambu lantas kepada peserta didik. Agar kelak dewasa mereka sudah punya pengetahuan berlalulintas. Kegiatan ini turut dirangkaikan dengan lomba kreativitas anak Salud Sultra.
"Salud sudah pernah kami lakukan tahun 2019. Namun karena wabah Covid, ditunda. Setelah kondisi terkendali, baru kita lanjutkan lagi. Ini merupakan kali kedua. Tahun ini, pesertanya berasal dari 14 Taman Kanak-kanak (TK)," ujarnya.
Tak hanya itu, Dishub Sultra juga melakukan MoU dengan para kepala sekolah. Dengan begitu, output-nya dari kegiatan ini benar-benar efektif. Tidak hanya bagi pelajar TK, namun di jenjang sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
"Ke depan, Salud Sultra akan menyasar pada tingkat SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Kami tidak mungkin melakukan upaya ini sendirian. Kita harus sama-sama berkolaborasi untuk mendidik anak-anak dan masyarakat kita, agar memiliki kesadaran berlalulintas yang baik," kata Hariyati. (m1/b)