15 Menit Krusial Damkar Kendari

  • Bagikan
Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin (tengah), Plt.Kepala Dinas Damkar Kota Kendari Satriyawan Abu Yasid (3 dari kanan), dan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pelatihan Dinas Damkar Abriyadin (3 dari kiri), Kepala Seksi Pencegahan Martoyo (kanan) usai diskusi di podcast Kendari Pos Channel, Senin (6/5/2024). (MUH. ABDI ASMAUL AMRIN/KENDARI POS)
Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin (tengah), Plt.Kepala Dinas Damkar Kota Kendari Satriyawan Abu Yasid (3 dari kanan), dan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pelatihan Dinas Damkar Abriyadin (3 dari kiri), Kepala Seksi Pencegahan Martoyo (kanan) usai diskusi di podcast Kendari Pos Channel, Senin (6/5/2024). (MUH. ABDI ASMAUL AMRIN/KENDARI POS)

--Gerak Cepat Saat Dibutuhkan Masyarakat

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kendari terus meningkatkan kinerja dan pelayanannya kepada masyarakat. Tak hanya melulu berurusan dengan kobaran api, Damkar Kendari kerap diminta memberi pertolongan oleh masyarakat. Mulai hal remeh hingga urusan berat. Bahkan, Damkar Kota Kendari kerap menjadi referensi bagi Damkar kabupaten/kota di Sultra.

Damkar Kendari menjadi "guru" bagi UPTD Damkar kabupaten/kota di Sultra yang ingin meningkatkan kapasitas personelnya. Personel Damkar Kendari tampil sebagai instruktur bagi personel UPTD Damkar kabupaten/kota yang mengikuti Diklatsar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Damkar Kota Kendari Satriyawan Abu Yasid, S.STP, M.A.P mengatakan, intansinya menjunjung tinggi pelayanan yang cepat, tepat dan profesional dalam bekerja. Standar Operasional Prosedural (SOP) yang diterapkan yakni 15 menit setelah menerima laporan kebakaran, wajib ditindaklanjuti.

“Jadi saat ada laporan maka personel yang bertugas, langsung bergerak cepat. Maksimal 15 menit telah sampai di tempat kejadian kebakaran,” kata Satriyawan Abu Yasid saat menjadi pembicara di Kendari Pos Channel yang dipandu Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin, Senin (6/5/2024).

Kali pertama memimpin Damkar Kendari pada 16 April 2024, Satriyawan bergegas memetakan risiko kebakaran di Kota Kendari. Dalam menganalisis risiko kebakaran, Satriyawan mengumpulkan data-data atau referensi akumulatif kejadian kebakaran yang terjadi sebelumnya. Tujuannya untuk mengindentifikasi masalah apa saja yang ada di internal Damkar Kendari dan mesti dibenahi secara cepat.

“Dalam penanggulangan kebakaran, idealnya setiap kecamatan mesti berdiri Poskotis. Saat ini Damkar Kendari baru memiliki 6 Poskotis yang terletak di lapangan Benu-Benua, Boulevard, Poasia, Punggolaka, Wua-Wua dan Kadia. Ketika terjadi kebakaran, maka kita hanya mengambil air di poskotis tersebut,” ujar Satriawan Abu Yasid.

Dia menilai, idealnya setiap poskotis mesti disiagakan personel yang dilengkapi kendaraan Damkar. Namun saat ini kondisi Damkar Kendari masih dalam keterbatasan sehingga dalam bekerja memaksimalkan kekuatan personel maupun peralatan yang ada.

Dalam upaya penyelamatan, kata Satriyawan, semua masalah bisa diatasi terkecuali soal resepsi atau perkawinan. “Makanya di Damkar ada istilah semua bisa diurus kecuali orang yang menikah,” ujarnya.

Ketika ada hewan berbahaya atau hewan liar, personel Damkar Kendari sigap menanggulangi. Termasuk ketika ada dompet yang jatuh di sungai dan sulit dijangkau, personel Damkar Kendari menanggulangi dengan baik dan cepat.

“Beberapa hari yang lalu ada seorang warga yang dompetnya jatuh di sungai sekitar Jembatan Triping. Dan kami langsung bergegas usai memperoleh laporan dan dompet pelapor berhasil diselamatkan,” kisah Satriyawan.

Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kota Kendari itu menguraikan, ASN di Damkar Kendari berjumlah 46 orang. Sementara non ASN sekira 180 orang. Jadi totalnya 226 personel. Semua personel di Damkar wajib mengikuti pelatihan dasar, seperti pemadaman api, penyelamatan dan lain-lain.

Kemudian ada jenjang Damkar 1, Damkar 2, Damkar 3 dan level paling tertinggi yakni inspektur. “Model jenjang tersebut yang harus diikuti oleh semua personel. Dan personel di Damkar Kota Kendari, baru berada di level 2,” urai Satriyawan.

Berdasarkan catatan 2023, kurang lebih 253 kasus kebakaran. Yang terbanyak 180 kasus disebabkan pembakaran sampah, ilalang maupun hal-hal yang tidak disengaja lainnya. Tingginya angka kebakaran akibat pembakaran tersebut, karena pada tahun 2023, Kota Kendari merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak El Nino. Bahkan dalam 1 bulan, pasti ada kejadian.

“Sisanya 80 kasus kebakaran disebabkan karena korsleting listrik. Sementara kasus lainnya juga ada yang disebabkan karena sengaja membakar, dan lain-lain,” beber Satriyawan.

Ketika terjadi kebakaran maka masyarakat bisa menghubungi 113. Hanya saja di nomor tersebut, terkadang yang menelpon hanya iseng dan coba-coba. Atas dasar itu, Damkar Kendari menghadirkan layanan melapor melalui aplikasi WhatsApp (WA) karena lebih cepat dan efektif.

“Kalau lewat WA, bisa diketahui langsung lokasi kejadian, seperti apa kebakarannya melalui foto dan video yang kami peroleh dari pelapor,” tutur Satriyawan.

Nomor WhatsApp Damkar yang bisa dihubungi masyarakat ketika terjadi kebakaran ataupun permintaan penyelamatan yaitu 082311173113. Bahkan Damkar Kendari juga memiliki ambulans. Terkait pencegahan kebakaran, Damkar Kendari intens sosialisasi di sekolah-sekolah, dan kelurahan. Diantaranya, mengedukasi anak-anak sekolah. Penting diajarkan dasar-dasar pengetahuan apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran.

“Selain menemui langsung anak-anak sekolah maupun masyarakat, kami juga saat ini sosialisasi melalui media sosial facebook, tiktok dan instagram. Termasuk kegiatan apa yang dilakukan Damkar, senantiasa di ekspose di media sosial tersebut,” beber Satriyawan.

Dia menambahkan, saat ini Damkar Kendari membutuhkan kendaraan yang memiliki tangga hingga menjangkau bangunan berkonstruksi tinggi, lebih dari 5 lantai. Alat yang dimiliki Damkar saat ini baru maksimal hanya sampai lantai 5 bangunan.

“Di Kota Kendari sudah banyak gedung yang tingginya lebih dari 5 lantai. Makanya, kami akan mengajukan pengadaan alat transportasi Damkar dengan teknologi yang lebih canggih tersebut. Biayanya cukup mahal, sekira Rp12 miliar per unit kendaraan,” pungkas Satriyawan. (ali)

  • Bagikan

Exit mobile version