Yusup Sukses Kendalikan Inflasi

  • Bagikan
Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup (2 dari kanan) memantau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Balai Kota Kendari dalam rangka pengendalian inflasi, Selasa (2/4/2024). (AGUS SETIAWAN / KENDARI POS)
Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup (2 dari kanan) memantau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Balai Kota Kendari dalam rangka pengendalian inflasi, Selasa (2/4/2024). (AGUS SETIAWAN / KENDARI POS)

--Periode Maret 2024 Inflasi Kota Kendari Tercatat 2,67 Persen

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari telah merilis angka inflasi daerah periode Maret 2024. Hasilnya, Kota Kendari tercatat mengalami inflasi hanya 2,67 persen year on year (yoy). Capaian tersebut masih kategori terkendali.

Suksesnya Pemkot Kendari mengendalikan inflasi tak luput dari kerja keras Penjabat (Pj) Wali kota Kendari, Muhammad Yusup bersama jajaran. Ia mengungkapkan, pengendalian inflasi yang dilakukan dengan memasifkan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh Kecamatan di Kota Lulo.

"Lewat GPM, kita melaksanakan stabilisasi harga pangan. Kita tahu sendiri, saat ini harga pangan naik, terutama beras. Makanya kami laksanakan GPM di seluruh kecamatan. Alhamdulillah, lewat pangan murah, harga beras bisa kita kendalikan dan inflasi bisa terkendali," ujar Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup kepada Kendari Pos, Selasa (2/4/2024).

Terpisah, Sekda Kota Kendari, Ridwansyah Taridala mengatakan, capaian inflasi 2,6 persen memberikan gambaran bahwa upaya Pemkot Kendari melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kendari telah berhasil menekan laju inflasi.

Kendati demikian, Sekda Ridwansyah Taridala meminta seluruh jajaran dalam hal ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis bisa menjaga ritme, misalnya ketersediaan bahan pangan.

“Komoditas (bahan pangan) yang secara langsung signifikan mempengaruhi kebutuhan masyarakat, kalau permintaan masyarakat meningkat maka akan mempengaruhi ketersediaan barang-barang di pasaran sehingga kita melakukan konsolidasi ditingkat OPD untuk dilakukan intervensi,” ujar Sekda Ridwansyah Taridala.

Mantan Kepala Bappeda Kota Kendari itu menambahkan, peran serta semua pihak dalam menjaga ketersediaan dan pasokan bahan pangan akan mampu menekan inflasi daerah terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.

Sekedar informasi, Kota Kendari mengalami inflasi 2,67 persen year on year (yoy) pada periode Maret 2024. Capaian tersebut lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya (Maret 2023) yang tercatat sebesar 6,91 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari, Sultriawati Efendy mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.

Indeks kelompok pengeluaran yang dimaksud yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,46 persen; kelompok transportasi sebesar 1,67 persen; kelompok pendidikan sebesar 5,13 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,12 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,28 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,86 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,61 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa sebesar 0,76 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,23 persen.

“Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan year to date (y-to-d) Kota Kendari bulan Maret 2024 masing-masing sebesar 0,87 persen dan 0,44 persen,” ujar Sultriawati Efendy usai menggelar rilis inflasi di Aula Kantor BPS Kota Kendari, kemarin.

Lanjut dia, capaian inflasi 2,67 persen yoy masuk kategori masih terkendali. “Kalau kita memasuki angka 2,67 persen berarti kita masih terkendali inflasinya. Kalau kita berada di posisi 3,5 persen maka waspada. Itu berarti kita tidak bisa mengendalikan inflasi. Karena aturan secara moderat, secara ilmiah adalah inflasi moderat adalah 2,5 +/- 1. Masih terkendali,” pungkas Sultriawati Efendy. (ags/b)

  • Bagikan