--Muh. Mu’tashim Saifullah Target 25 Ribu Suara di Pileg DPRD Sultra
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Beragam polemik yang mendera masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya di Kota Kendari begitu komplit. Tidak hanya di sektor pertanian, kesehatan, jasa, tetapi di sektor pendidikan masih butuh perhatian serius. Menstimulasi para Genzi (Generasi Z) bukan hanya wajib mengenyam pendidikan 9 tahun sampai ke perguruan tinggi, namun ketersediaan lapangan pekerjaan mesti difasilitasi pemerintah. Paradoks tersebut menjadi kegelisahan calon legislatif DPRD Sultra dari PKS Muh. Mu’tashim Saifullah,S.Ars.
“Tidak sedikit sarjana mengeluhkan minimnya ketersediaan lapangan kerja. Mereka secara mandiri mencari pekerjaan tanpa perhatian atau fasilitasi dari pemerintah. Fenomena ini tidak boleh dibiarkan. Artinya, wakil rakyat yang duduk di DPRD bersama pemerintah harus turun tangan mengentaskan masalah tersebut,” kata Muh. Muh’tasjim Saifullah saat menjadi narasumber di podcast Kendari Pos Channel yang dipandu Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin, Sabtu (3/2/2024).
Darah dan gen politik Muh. Mu’tashim Saifullah itu turun dari sang ayah, Musadar Mappasomba, mantan Wakil Wali Kota Kendari periode 13 Agustus 2007-9 Oktober 2017. "Titisan" Musadar Mappasomba itu tampil bertarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPRD Provinsi Sultra di Dapil Kota Kendari melalui PKS nomor urut 6.
Aktivitas politik sudah akrab dalam kehidupan Muh. Mu’tashim Saifullah yang dilihatnya dari sang ayah, Musadar Mappasomba. “Abi (panggilan Mu’tashim kepada ayahnya, Musadar Mappasomba) adalah patron dan guru politik saya. Langkah politik yang saya tempuh, semua berangkat dari ilmu yang abi ajarkan,” tuturnya.
Mu’tashim Saifullah mengaku diamanahkan DPD PKS Kota Kendari dan DPW PKS Sultra, maju di Pileg Provinsi Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Kota Kendari. Dukungan dari keluarga dan kolega juga sangat besar. Salah satu alasan maju pileg karena kondisi kaum milenial dan Genzi atau masyarakat secara umum yang menganggap interaksi anggota DPRD dengan rakyat begitu minim dalam kurun 5 tahun terakhir. Padahal, anggota DPRD ketika terpilih melalui suara rakyat bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat. “Tak hanya itu, wakil rakyat juga bertanggungjawab atas pendidikan masyarakat, kesehatan, dan lain-lain,” ujarnya.
Opini yang berkembang di masyarakat, kata dia, bahwa kerja-kerja anggota DPRD belum signifikan untuk kesejahteraan masyarakat. Misalnya di sektor pendidikan (bantuan beasiswa), bantuan UMKM, yang terkadang tidak sampai informasinya ke masyarakat.
“Ketika turun ke tengah masyarakat, saya sampaikan bahwa tidak mengajak mereka untuk memilih saya. Saya katakan bahwa pasti banyak yang datang menemui mereka, jadi saya minta tunjuk siapa yang di tokohkan yang nanti bisa menjadi sarana berkomunikasi dengan kita ketika terpilih,” urainya.
Selain aktif di ranah politik, Mu’tashim juga aktif di DPD PKS Kota Kendari sebagai Ketua Bidang Kepemudaan. Tak hanya politik, dia juga aktif di sektor UMKM. Bahkan, Mu’tashim bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam organisasi entreprenuer menyalurkan bantuan ke 50 UMKM yang terkreatif.
“Saya belajar kepada abi (Musadar Malpsaomba), bagaimana menjadi sosok yang ikhlas, tulus, dan apapun posisi di pemerintahan mesti mengoptimalkan kemampuan agar bermanfaat sebesar-besarnya bagi rakyat,” ucapnya.
Jika terpilih menjadi anggota DPRD Sultra, Mu’tashim bakal berkonsentrasi di sektor pendidikan. Menurutnya, Sultra tidak kekurangan sarjana, hanya saja banyak sarjana yang kurang mendapatkan pekerjaan karena nihilnya akses. Ia mencontohkan dirinya sebagai sarjana arsitek, yang melihat banyak teman sejawatnya yang diterpa kondisi apatis karena sulit memperoleh pekerjaan terutama yang koheren dengan kosentrasi ilmu yang digeluti saat kuliah.
“Saat dies natalis arsitek, kami hadir dan menyampaikan aspirasi terkait keluhan bahwa banyak sarjana arsitek yang lulus namun tidak menjadi arsitek karena tidak mendapatkan mentor yang baik. Ini mesti diperhatikan pemerintah termasuk wakil rakyat yang duduk di DPRD,”kisahnya.
Mu’tashim menjelaskan, para milenial dan Genzi mesti diberi fasilitas atau jalan agar memperoleh akses pendidikan maupun pekerjaan yang baik. Dia mengisahkan, di era ayahnya (Musadar Mappasomba) menjadi Wakil Wali Kota Kendari, Kota Kendari memperoleh penghargaan kota layak anak. Salah satu indikator dari penghargaan tersebut yakni tidak ada anak putus sekolah karena persoalan ekonomi.
Ia juga berkomitmen akan membantu dan membiayai masyarakat ketika ada yang sakit. Mu’tashim juga berkomitmen membantu UMKM agar terus tumbuh pesat dan menggairahkan perekonomian daerah. “Masyarakat harus dilayani maksimal. Karena sejatinya, hal tersebut sudah menjadi tugas utama sebagai wakil rakyat,” jelasnya.
Mu’tashin menargetkan 25 ribu suara di 11 kecamatan di Kota Kendari. Basis utama yakni di Kecamatan Poasia, Mandonga, Puuwatu dan kecamatan lainnya. Dia berpesan kepada masyarakat Kota Kendari agar memilih pemimpin yang benar-benar memperhatikan masyarakat. Khususnya akses berkomunikasi yang mudah ketika sang caleg terpilih nanti. “Pilihan rakyat sangat menentukan pembangunan Sultra ke depan, baik di sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, dan lain-lain. Maka pilihlah pemimpin yang tepat,” tandasnya. (ali/b)