Ali Reef, Titik Selam Andalan Pulau Tomia

  • Bagikan
Spot Ali Reef di Pulau Tomia yang jadi salah satu andalan dan tempat favorit bagi wisatawan untuk menyelami keindahan laut Wakatobi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Panorama bawah laut pada titik selam Mari Mabuk di Pulau Tomia, Kecamatan Tomia, menjadi salah satu spot yang paling banyak dikunjungi turis asing maupun domestik. Di zonasi tersebut, nelayan ataupun masyarakat tidak diperbolehkan melakukan penangkapan biota laut, baik secara tradisional, terlebih dengan cara tak ramah lingkungan.

Lokasi itu dinamakan bank ikan sejak tahun 2011 lalu oleh nelayan di Pulau Tomia. Pasalnya, zonasi ini merupakan salah satu wilayah dengan suplai berlimpah dan merupakan kawasan peneluran atau pemijahan ikan. Sehingga spesies ikan di tempat itu selalu banyak setiap harinya, apalagi saat bulan purnama. Jika titik selam Mari Mabuk telah dikenal wisatawan, ada lagi satu spot yang justru menjadi favorit para turis asing. Destinasi tersebut dinamakan Ali Reff. Ali Reef merupakan spot favorit di Wakatobi dan juga menjadi titik pamungkas pada setiap trip diving di Pulau Tomia. Lokasi itu khas akan schooling jack fish atau ikan putih (disebut ikan simba oleh warga lokal, Tomia) sepanjang waktu.

Salah seorang pelaku industri pariwisata Pulau Tomia, Fian, menjelaskan lokasi spot Ali Reef tidak jauh dari depan Pelabuhan Rakyat Waha. “Hampir setiap divers yang ke Wakatobi pasti ingin menyelam di situ,” ujarnya, Jumat (28/4). Ia melanjutkan, Biasanya ikan bergerombol membentuk formasi bola, cincin hingga tornado. “Sampai-sampai para divers berani menantang ganasnya arus yang sering datang tiba-tiba menyeret para divers demi menyaksikan atraksi ikan tersebut,” bebernya.

Ali reef adalah rumah atau tempat bermain yang nyaman bagi kumpulan ikan sejak dulu. Sayangnya, pada tahun 2022 lalu, ada indikasi aktivitas penangkapan yang massif, mulai dari penggunaan pancing, jaring serta panah yang berlebihan. Dampaknya, jika ikan ada, kemungkinan besar akan menjauh ke laut biru (blue water).
“Kekhawatiran itu kami luapkan dalam tulisan dan merupakan bentuk kekecewaan kami pelaku industri pariwisata terhadap nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan dengan tidak ramah lingkungan,” ungkap Fian.

Ia mengaku bersyukur, dalam rancangan perubahan zonasi Taman Nasional Wakatobi (TNW) yang baru, spot Ali Reef masuk dalam wilayah pemanfaatan. "Jadi, betul-betul hanya aktifitas pariwisata yang diperbolehkan di situ,” sambungnya. Makanya kini spot tersebut menjadi andalan wisatawan mancanegara.

Seperti diketahui, pada tahun 2020 lalu Pariwisata Kabupaten Wakatobi menjadi salah satu dari 10 destinasi andalan dan masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) kategori branding pariwisata terpopuler. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Wakatobi, Nadar, mengatakan, pesona terumbu karang daerah itu sudah tersohor, bukan hanya di kalangan wisatawan domestik tetapi hingga mancanegara. (b/thy)

  • Bagikan