Dikbud Baubau Gaungkan Merdeka dan Bahagia Belajar tanpa Perundungan

  • Bagikan
Suasana rakor pencegahan untuk menghentikan segala bentuk kekerasan di lingkup sekolah yang digelar Dinas Dikbud kota Baubau. turut hadir wali kota, La ode ahmad Moninse dan kepala Dinas Dikbud, La ode aswad.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Upaya pencegahan untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terutama di lingkup sekolah, terus digaungkan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Baubau. Untuk memastikan aksi-aksi perundungan dan tindakan kekerasan tak terulang lagi, semua berkomitmen melalui rapat koordinasi yang dihadiri kepala sekolah, guru dan Komite Satuan Pendidikan TK, SD dan SMP. Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Moninse, mengapresiasi Rakor yang digelar pihak Dikbud tersebut. Menurutnya, tenaga pendidik sangat berperan dalam menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di masa mendatang sebagai penerus bangsa. Untuk itu diharapkan setiap tenaga pendidik dapat mewariskan nilai-nilai positif sebagai modal besar Bangsa Indonesia menyambut bonus demografi di tahun 2030.

“Karena dengan pendidikan yang baik, sumber daya manusia meningkat, maka produktivitas juga akan bertumbuh. Ekonomi terus meningkat, baik secara pribadi maupun untuk daerah,” ujar La Ode Ahmad Moninse, kemarin. Kepala Dinas Pendidikan Kota Baubau, La Ode Aswad, mengatakan, Rakor itu baru pertama kali digelar dengan tujuan agar kedepannya tidak ada lagi kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan, baik sesama anak didik, maupun guru kepada siswa. “Kami berkomitmen membangun kesepahaman dan menyamakan persepsi terhadap berbagai hal. Melalui Rakor yang dilaksanakan selama tiga hari dengan mengangkat tema soal perundungan. Kita ingin membangun kesepahaman mendukung kebijakan merdeka belajar, bahagia belajar tanpa perundungan, tanpa kekerasan,” ujarnya.

Menurut La Ode Aswad, tindak perundungan yang berpotensi terjadi di sekolah, biasanya dipicu hal sepele. Seperti saling mengejek antar siswa yang kemudian berujung pada tindakan berlebihan, bahkan pada kekerasan fisik. "Kita bisa lakukan tindakan pencegahan melalui penguatan pendidikan karakter di sekolah sehingga dapat memunculkan nilai-nilai saling menghargai antar siswa," bijaknya. Mantan Kepala Bappeda Kota Baubau itu menerangkan, Rakor tersebut diikuti kurang lebih 750 peserta dan digelar selama tiga hari di tempat berbeda. "Untuk Rakor pertama di Gedung Maedani, hari kedua di Aula Palagimata Kantor Wali Kota dan hari terakhir Sabtu (17/12) di Islamic Center Baubau," tandas La Ode Aswad. (b/mel)

  • Bagikan