Gesture Jokowi dan Substansi US-ASEAN Summit

  • Bagikan
Trulogi

Meskipun US dan negara-negara Asia Tenggara sudah 40 tahun-an lebih berkawan dengan US. ASEAN, secara kelembagaan belum punya pengalaman historis dalam KTT bersama US. Karena belum pernah dalam sejarah, maka disebutlah KTT 12-13 Mei 2022 lalu sebagai special summit. Saya terkili-kili dengan frase "special". Frase ini beraroma geostrategis dan geopolitik. Tapi tunggu. Tahan sampai disini. Kita lanjut di bawah. Karena saat menulis kalimat ini, saya tiba-tiba teringat ibu guru Geografi saya di masa SMP. Saya lupa namanya. Semoga ibu guruku itu sehat selalu. Mumpung suasana masih basah oleh momen Hardiknas.

Waktu itu sedang belajar tentang ASEAN. Satu jam lebih waktu tersita hanya untuk membetulkan pronounciation ASEAN. Ini malah menjadi ajang seru-seruan saya bersama teman-teman. Masing-masing tampil di muka kelas dengan logat Inggris yang absurd. Dari semua yang mengucap, ucapan dominan yang terdengar adalah "asesesen ofset es esenesen". Mulut anak sekelas kering. Kami sibuk menyeka wajah dari percikkan ludah.

Dari Joint Vision Statement yang dipublikasi pada summit tersebut, diskusi yang terjadi antara US dan ASEAN adalah mengintensifkan kerjasama dalam banyak bidang. Seperti global health (covid-19), climate change, nah khusus isu ini, banyak orang sudah paham dan tahu betul bahwa perubahan iklim itu sedang terjadi tapi masalahnya lebih banyak juga orang yang tidak peduli, sehingga isu ini timbul tenggelam dalam percakapan publik.

Kemudian diskusi juga tentang hal-hal normatif semacam sustainable development. Lalu membahas human capital, pendidikan dan ikatan masing-masing individu. Kemudian konektivitas ekonomi pun tak luput dari perbincangan. Satu hal lagi yang sedang tren, masing-masing negara saling bertukar pandangan tentang isu keamanan, regional bahkan internasional. Saya yakin pasti ada yang gosipkan Russia-Ukraina. Mungkin disaat bersamaa, Putin atau Zelensky sedang menggigit telinga sendiri. Bukankah gigit lidah, biasanya?, itu untuk digosipkan level emak-emak. Digibah para kepala negara harus beda "tanda alamnya".

  • Bagikan

Exit mobile version