-Wujudkan "Desa Cantik" untuk Hasilkan Data Berkualitas
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra), terus mengembangkan program “Desa Cinta Statistik” atau Desa Cantik sebagai strategi memperkuat tata kelola data di tingkat desa. Program ini dinilai mampu mendukung perencanaan pembangunan berbasis data yang akurat dan berkualitas.
Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Surianti Toar menyampaikan, program Desa Cantik merupakan, bentuk pembinaan intensif terhadap satu desa per kabupaten setiap tahunnya. Namun demikian, desa-desa lain juga mendapatkan manfaat melalui bimbingan yang dilakukan oleh BPS.
"Desa Cantik ini dimulai bahkan sebelum program serupa berkembang di tingkat nasional. Meski tiap tahun hanya satu desa yang menjadi lokus, pembinaan tetap dilakukan terhadap desa-desa lain," ungkap Surianti di sela-sela pencanangan program Desa Cantik di Kolaka Timur (Koltim), Rabu (8/5/2025).
Ia menekankan pentingnya peran desa sebagai sumber awal data pembangunan. "Kalau desa lengkap datanya dan aparatnya paham teknik pengumpulan data, Insya Allah pembangunan tidak akan salah arah. Data yang berkualitas sangat penting agar kebijakan pemerintah bisa tepat sasaran," jelasnya.
Meski dihadapkan pada tantangan seperti keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia, BPS Sultra terus berkomitmen menjalankan pembinaan melalui program ini.
"Kualitas dan kuantitas SDM, baik di BPS maupun di pemerintahan desa, memang masih jadi kendala. Oleh karena itu, program Desa Cantik dihadirkan sebagai solusi, agar semua desa bisa melaksanakan kegiatan statistik sesuai prosedur dan metodologi yang berlaku," terangnya.
Sementara itu, Bupati Koltim Abdul Azis menegaskan dukungan penuh (support) dari pemerintah daerah terhadap BPS dan seluruh pemangku kepentingan, untuk mengsosialisasikan program ini secara masif di 117 desa dan 16 kelurahan di wilayahnya.
"Saya pikir tidak ada tantangan berarti, karena semangat gotong royong masyarakat sangat luar biasa. Baik di Desa Simbune sebelumnya maupun tahun ini di Desa Lalowosula, masyarakat terbuka menyampaikan data yang dibutuhkan," ungkap Abdul Azis.