Gaungkan Semangat Kartini

  • Bagikan
Konsultan Kesehatan Reproduksi dan Gender, Assoc. Prof. Sartiah Yusran, M.Ed., Ph.D., (dua dari kiri) bersama Direktur Kendari Pos, Irwan Zainuddin (dua dari kanan) dan Wadir Awal Nurjadin (kiri), Manajer Sirkulasi, Resmin foto bersama usai tampil di Podcast Kendari Pos Channel, Kamis (24/4/2025).

Namun demikian, ia menggarisbawahi bahwa kesetaraan gender belum mencapai titik ideal. Meskipun indeks kesetaraan gender di Sultra sudah cukup baik, indeks pembangunan manusia masih berada di tingkat menengah, terutama pada aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Menurutnya, ketimpangan gender masih terlihat nyata, terutama karena 70 persen perempuan Sultra tinggal di desa, di mana akses terhadap pendidikan dan informasi masih sangat terbatas.

"Pemimpin laki-laki yang memiliki perspektif gender justru jauh lebih progresif dibanding pemimpin perempuan yang tidak memiliki perspektif itu," tambahnya.

Sartiah menyoroti tingginya angka perceraian di Sultra, di mana perempuan seringkali menjadi korban. Hal ini berimbas pada tingginya angka kemiskinan perempuan yang mencapai separuh dari total angka kemiskinan di provinsi tersebut, yakni sekitar 11 persen.

Bedasarkan data SIMFONI dan Polda Sultra tahun 2024, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak paling banyak terjadi di Kota Baubau, Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan.

"Sultra ini sudah masuk darurat kekerasan seksual. Banyak yang tidak terungkap karena dianggap aib keluarga. Sekarang ini banyak kasus inses yang pelakunya adalah orang dekat sendiri seperti ayah, kakak, paman," paparnya.

Banyak hal menarik yang dibahas pada podcast bersama Konsultan Kesehatan Reproduksi dan Gender, Assoc. Prof. Sartiah Yusran, M.Ed., Ph.D. Namun untuk lebih lengkapnya, ada baiknya, nonton langsung di kanal You Tube KP Channel. Bisa membaca di harian cetak Kendari Pos edisi hari ini dan jejaring media online Kendari Pos. (c/lis)

  • Bagikan