KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep) kembali menggelar Festival Mekoloro 2025, event tahunan yang dinantikan masyarakat dan para pencinta laut. Kegiatan tersebut akan digelar selama tiga hari, mulai 18 hingga 20 April 2025, sebagai bagian dari rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-12 Konkep.
Berbeda dari event mancing pada umumnya, Festival Mekoloro mengusung pendekatan unik dan bermakna memadukan kompetisi dengan pelestarian budaya dan edukasi lingkungan. Nama "Mekoloro" diambil dari bahasa lokal Wawonii yang berarti "memancing", mencerminkan kekayaan tradisi masyarakat pesisir yang telah hidup berdampingan dengan laut secara turun-temurun.
Ketua Panitia Festival Mekoloro, Mahmud, menjelaskan kegiatan ini bukan sekadar perlombaan menangkap ikan, melainkan wujud komitmen Pemkab Konkep dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian laut. Menurutnya, praktik memancing ramah lingkungan harus terus didorong, terlebih Konkep memiliki potensi kelautan yang begitu besar dan melimpah.
"Festival ini bukan hanya ajang hobi dan hiburan, tapi juga sarana edukasi dan kampanye pentingnya menjaga ekosistem laut. Kalau laut rusak, ikan-ikan akan menghilang. Maka penting bagi kita semua untuk menjaga habitat laut demi keberlanjutan hidup masyarakat pesisir," ujar Mahmud, Selasa (15/4).
Kepala Badan Keuangan Konkep ini menambahkan, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang terus tumbuh setiap tahun. Pada penyelenggaraan 2025 ini, jumlah peserta mengalami peningkatan, mencapai 527 peserta, dibanding pada tahun lalu sebanyak 473 peserta. Kegiatan ini terbagi dalam dua kategori yakni mancing modern dan tradisional, masing-masing mencerminkan dua wajah perikanan di Konkep yang berorientasi pada kemajuan teknologi dan yang berakar pada kearifan lokal.
"Pada kategori mancing modern, tercatat ada 318 peserta yang tergabung dalam 55 tim dari berbagai daerah di Sulawesi. Dari Kendari 35 tim, Konkep delapan tim, Morowali dan Kolaka masing-masing tiga tim, Konsel dua tim, Makassar, Bombana, Konawe dan Unaaha, masing-masing satu tim. Kategori ini terbuka bagi masyarakat dari luar Konkep untuk menjadi jembatan silaturahmi bagi para angler (pemancing) dari seluruh penjuru Sulawesi," tambahnya.
Mahmud merinci, untuk kategori mancing tradisional akan diikuti 209 peserta, terbagi dalam 48 tim. Semuanya berasal dari wilayah di Pulau Wawonii. "Dari Wawonii Barat 23 tim, Wawonii Timur Laut sembilan tim, Wawonii Timur enam tim, Wawonii Utara lima tim, Wawonii Tenggara tiga tim dan Wawonii Selatan dua tim. Untuk kategori mancing tradisional ini menjadi ruang khusus bagi masyarakat lokal dalam memertahankan cara-cara memancing tradisional yang bersahabat dengan alam. Di sinilah identitas budaya dan kearifan nenek moyang tetap terjaga dan dihargai," lanjutnya.