-Pengamat: Dinamis, Figur Muda Potensi Buat Kejutan di Musda Golkar Sultra
-Sejumlah Pengurus Golkar Daerah Masih Jagokan Herry Asiku
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Aroma kompetisi perebutan posisi pucuk Partai Beringin (Golkar) Sultra mulai terasa. Di internal pengurus Golkar Sultra maupun daerah, lobi-lobi tingkat tinggi kepada pemilik suara makin kencang.
Tujuannya tentu sudah bisa ditebak: Supaya bisa "mengamankan" suara, sebelum acara Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) dilaksanakan.
Sejumlah nama mencuat sebagai kandidat utama calon Ketua DPD I Golkar Sultra. Di antaranya, ada Herry Asiku (Ketua Golkar Sultra), Abu Hasan (Ketua Bappilu Wilayah Kepulauan), La Ode Darwin (Bupati Muna Barat), Irham Kalenggo (Bupati Konawe Selatan), Yusran Akbar (Bupati Konawe), dan lainnya.
"Sejauh ini, nama-nama itu yang sering disebut sebagai calon kuat Ketua DPD I Golkar Sultra. Namun, bagaimana selanjutnya, nanti kita lihat ke depan. Semua masih berproses," ungkap Abu Hasan, Ketua Panitia Musda XI DPD I Golkar Sultra kepada Kendari Pos, Kamis (10/4/2025).
Mantan Bupati Buton Utara (Butur) ini, menyikapi positif kemunculan para tokoh tersebut. Menurutnya, publik maupun internal Golkar, sudah bisa membandingkan satu sama lain. Baik terkait rekam jejak kepemimpinan, maupun prospek ke depan, jika diberi amanah memimpin partai.
Bocoran Syarat Calon Ketua
Meski belum ada jadwal resmi pelaksanaan Musda, karena menunggu petunjuk DPP Golkar, namun Abu Hasan sedikit memberi bocoran terkait syarat masuk bursa menjadi calon Ketua Golkar Sultra.
“Kandidat yang bisa mencalonkan diri adalah mereka yang jelas-jelas kader Golkar. Harus memiliki KTA, itu mutlak. Soal teknisnya nanti akan dijabarkan lebih rinci dalam tata tertib Musda,” jelasnya.
Apakah semua figur yang disebut-sebut sudah masuk kategori kader semua? Menurut Abu Hasan, perlu dilihat dan diperjelas lagi. Terutama, figur yang mendapat "tiket" label kader dari jalur KTA, karena ikut pilkada.
Pasalnya, dalam Pilkada, kandidat sering kali didukung oleh koalisi beberapa partai politik. Sehingga masih perlu penelusuran lebih lanjut terkait status keanggotaan mereka.
“Ketika mereka maju pilkada dan diusung Golkar, mereka wajib punya KTA. Tapi karena juga diusung partai lain, kita harus pastikan apakah saat ini mereka masih memegang KTA Golkar atau sudah beralih ke partai lain. Itu nanti menjadi tugas panitia saat proses pendaftaran calon,” bebernya.
Pandangan Pengamat Politik
Pengamat Politik Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. Muh Najib Husain menilai, Golkar masih menjadi partai “seksi” di mata para politisi. Hal ini terlihat dari mulai munculnya sejumlah nama yang digadang-gadang akan bertarung dalam pemilihan Ketua DPD I Golkar Sultra mendatang.
“Banyaknya figur potensial ini menunjukkan, Golkar sangat menarik dan tidak akan pernah mati. Dinamika dalam pemilihan Ketua DPD Golkar kali ini akan sangat seru,” ujar Najib Husain kepada Kendari Pos, Kamis (10/4/2025).
Meski demikian, Najib sedikit menyoroti terkait Partai Golkar saat ini, seperti kehilangan daya kritisnya. Jika dibandingkan dengan era kepemimpinan Ridwan Bae, menurutnya, Golkar jauh lebih dinamis dan penuh warna politik.
Pada masa Ridwan Bae, banyak kader dan ‘jagoan’ Golkar berhasil memenangkan pilkada, menjadikan partai berlambang pohon beringin itu sebagai pemain utama di berbagai kontestasi politik daerah.
Namun pada pilgub terakhir, jagoan Golkar justru kalah. Padahal secara struktur dan sumber daya manusia, Golkar dinilai sangat siap, bahkan memiliki kepengurusan hingga tingkat ranting.
"Ke depan, calon ketua Golkar haruslah figur yang lebih besar dari Golkar itu sendiri. Artinya, ketokohan dan kapasitasnya harus benar-benar teruji, sehingga mampu membesarkan partai. Bukan justru bergantung pada kebesaran partai," jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sosok ketua yang mampu mengkonsolidasikan kekuatan partai secara menyeluruh, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Terkait Herry Asiku, Najib menilai belum sepenuhnya diterima oleh kader dan pengurus Golkar Sultra. Situasi ini menjadi peluang bagi figur-figur lain, seperti La Ode Darwin dan lainnya untuk masuk dan mendapat dukungan.
Kejutan Figur Muda
Muh Najib juga melihat, saat ini adalah era kepemimpinan anak muda. Termasuk di kalangan kepala daerah yang kini banyak berasal dari generasi muda.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar Golkar membuka ruang lebih luas, bagi tokoh-tokoh muda yang memiliki kapasitas dan pengalaman.
“Sekarang siapa yang kuat dan mampu meyakinkan pemilik suara serta mendapat restu dari DPP Golkar, itulah yang akan terpilih. Percuma juga menang di Musda kalau tidak direstui DPP,” pungkasnya.
Jagokan Herry Asiku
Ketua DPD II Golkar Konawe Selatan, Irham Kalenggo menyatakan dukungannya kepada Ketua DPD I Golkar Sultra petahana, Herry Asiku, untuk kembali memimpin di periode ke dua.
Ia melihat kinerja dan capaian Herry Asiku selama memimpin Golkar Sultra telah membuahkan hasil nyata. Termasuk meningkatnya jumlah kursi legislatif, dan makin besarnya peran Golkar dalam peta politik di Bumi Anoa.
“Selama kepemimpinan Pak Herry, jumlah kursi DPRD kabupaten/kota dari Golkar meningkat. Termasuk jumlah pimpinan DPRD yang bertambah. Kalau tidak salah, dari 8 menjadi 10. Ini jelas keberhasilan dalam membesarkan partai,” kata Irham.
Menurutnya, keberhasilan itu juga tercermin dari banyaknya rekomendasi Golkar yang menang di Pilkada. Dengan kader Golkar terpilih sebagai kepala daerah maupun wakil kepala daerah.
Lebih lanjut ia menanggapi kemunculan namanya sebagai salah satu figur yang disebut-sebut layak maju di Musda. Irham menyambut positif dinamika itu. Namun sebagai kader muda, dirinya tetap memegang teguh etika organisasi dengan mendahulukan tokoh senior.
“Golkar ini partai kader. Saya ini masih junior dan saya sangat menghormati para senior. Saat ini tokoh senior kita tinggal dua, Pak Ridwan Bae dan Pak Herry Asiku. Maka, sudah sepantasnya kami mendukung yang senior untuk melanjutkan kepemimpinan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPD II Golkar Kolaka, Farhana, mengatakan sejauh ini belum berpikir untuk tampil pada pemilihan ketua DPD I Golkar.
Sosok figur ideal pimpin Golkar, kata dia, kandidat yang tarung pasti ideal. Hanya saja, siapa yang mampu meraih dukungan terbanyak.
Farhana belum mau berspekulasi siapa yang layak pimpin Golkar saat ditanya antara Herry Asiku atau La Ode Darwin. "Semua ideal, tinggal siapa yang mampu meraih dukungan terbanyak," imbuhnya. (b/ndi/fad/ing)
Berebut Posisi Pucuk "Beringin" Sultra//