Kendari Adopsi Konsep Sumur Resapan

  • Bagikan
Erlis Sadya Kencana


-Keruk Drainase, Normalisasi Sungai

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Banjir di Kota Kendari sudah menjadi langganan tiap musim penghujanan. Untuk mengatasi persoalan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari akan mengadopsi konsep penanganan banjir kota besar seperti Jakarta. Salah satunya melalui program kolam atau sumur resapan dan menambah keberadaan kolam retensi di Kota Lulo. Kolam pengendali banjir ini menjadi solusi jangka panjang dan bakal dibangun di sejumlah area rawan banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pemanfaatan Ruang (PUPR) Kota Kendari Erlis Sadya Kencana menjelaskan penanganan banjir dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi. Pemerintah terus berupaya menangani masalah banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah, terutama saat curah hujan tinggi dan air pasang naik.

"Pimpinan kita, Ibu Wali Kota menginginkan penanganan banjir yang menyeluruh, dari hulu hingga hilir. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan mencakup solusi jangka pendek dan jangka panjang," ujarnya kemarin.

Sebagai langkah awal, pemerintah telah melakukan normalisasi sungai dengan pengerukan sedimen di beberapa titik yang sering mengalami banjir. Salah satu lokasi yang telah dikeruk adalah kawasan MTQ.

"Langkah jangka pendek yang telah kita lakukan adalah normalisasi sungai. Di kawasan MTQ, kita sudah melakukan pengerukan lumpur di beberapa titik. Alhamdulillah, setelah itu, saat hujan deras minggu lalu, kawasan tersebut tidak mengalami banjir seperti sebelumnya," jelasnya

Meski demikian, pengerukan masih terus berlanjut untuk memastikan aliran sungai tetap lancar. "Prosesnya belum selesai. Masih ada beberapa bagian yang harus dibersihkan agar hasilnya lebih optimal," tambahnya.

Selain normalisasi sungai, Pemkot Kendari juga telah merancang solusi jangka panjang berupa pembangunan kolam resapan atau kolam retensi di beberapa lokasi yang telah ditentukan.

"Kami merencanakan pembangunan kolam retensi di beberapa titik, seperti di Puuwatu, Tobuuha dan sekitar SMPN 17 Kendari. Setiap lokasi disesuaikan dengan desain dan kondisi lingkungan setempat," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa beberapa kolam resapan memiliki bentuk yang berbeda tergantung kebutuhan dan karakteristik wilayahnya.

"Di Tobuuha, tanahnya sudah menjadi milik pemerintah, sehingga lebih mudah dibangun. Sementara idi SMP 17, kolam retensinya berbentuk riverside yang berada di sisi sungai," ujarnya.

Selain itu ada juga kolam retensi yang berbentuk memanjang, menyerupai bendungan kecil, yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air secara bertahap. Namun, pembangunan kolam ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat karena membutuhkan perencanaan matang.

  • Bagikan

Exit mobile version