Getaran gempa dirasakan dengan skala II-III MMI di Koltim, setara dengan getaran yang dapat dirasakan nyata di dalam rumah dan menyerupai pergerakan truk besar yang melintas. "Namun, hingga saat ini tidak ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat peristiwa tersebut. BMKG juga memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," ungkap Rudin.
Sebelumnya, pada hari yang sama pula pukul 08:50:43 WITA, gempa dengan magnitudo 5.1 terjadi di Koltim. Ini merupakan gempa terbesar yang dirasakan selama beberapa hari terakhir. Gempa ini berpusat di darat, sekitar 15 kilometer barat daya Koltim dengan kedalaman 10 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Aktif zona Sesar Kolaka di Tenggara Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur dan memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," jelas Rudin.
Dampak gempa ini cukup signifikan, dengan intensitas IV-V MMI di Koltim, di mana getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk. Di Kolaka, getaran tercatat dengan skala IV MMI, sementara di Kendari, Konawe, dan Konawe Selatan, getaran mencapai skala III MMI.
"BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau mengalami kerusakan akibat gempa. Sebelum kembali ke dalam rumah, penting untuk memeriksa struktur bangunan guna memastikan keamanannya," pinta Rudin.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat, masyarakat disarankan hanya merujuk pada kanal resmi BMKG, seperti Website: www.bmkg.go.id, Media sosial (Instagram/Twitter): @infoBMKG, dan Aplikasi mobile: WRS-BMKG atau InfoBMKG. "BMKG juga akan terus memantau aktivitas seismik di wilayah Kolaka Timur dan sekitarnya guna memberikan peringatan dini bagi masyarakat,"pungkas Rudin. (rah/b)
LINDU MELANDA
GEMPA UTAMA
-Lindu mengguncang Kabupaten Kolaka Timur (Koltim)
-BMKG mencatat 162 kali gempa bumi mengguncang wilayah tersebut
-Gempa utama pertama kali terjadi pada 24 Januari 2025
-Kekuatan gempa dengan magnitudo 4.9
-Diikuti oleh serangkaian gempa susulan
GEMPA SUSULAN
-Total 162 gempa susulan terjadi dalam rentang waktu 24-29 Januari 2025
-Dari total gempa susulan tersebut, beberapa di antaranya cukup kuat dirasakan masyarakat di sekitar Koltim
-Pada Rabu (29/1/2025, terjadi gempa dengan magnitudo (M) 2.6 terjadi di Lalolae, Kab.Koltim
-Gempa terjadi sekira pukul 10:42:44 Wita
-Episenter gempa terletak di darat, sekira 4.8 km tenggara Lalolae
-Gempa dengan kedalaman 4 kilometer
-Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di zona sesar Kolaka
-Kemudian pada pukul 12:33:13 WITA, wilayah Lalolae diguncang gempa bumi tektonik
-Gempa bumi ini berkekuatan M=2.8. Episenter
-Gempa bumi terletak pada koordinat 4.06 LS, 121.80 BT
TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI
-Getaran gempa yang terjadi Rabu (29/1/2025) dirasakan masyarakat di Kab.Kolaka, Konawe, hingga Kota Kendari.
-Meski cukup kuat, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami
Peristiwa ini juga menjadi bagian dari rangkaian aktivitas seismik di Kolaka Timur sejak 24 Januari 2025
DAMPAK & INTENSTITAS GEMPAT
-Skala IV-V MMI (Koltim): Getaran dirasakan hampir seluruh penduduk.
-Skala IV MMI (Kolaka): Getaran cukup kuat
-Skala III MMI (Kendari, Konawe, Konawe Selatan): Getaran terasa di dalam rumah, menyerupai pergerakan truk besar.
SUMBER : STASIUN GEOFISIKA KENDARI