Penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang Hikmah Peristiwa Isra Mikraj

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Peristiwa Isra Mikraj yang dialami Nabi Muhammad SAW, bukan hanya perjalanan spiritual luar biasa, tapi juga sarat pelajaran hidup. Sangat relevan dengan tantangan zaman sekarang.

Ketika segala harapan tampak memudar dan dunia seakan tidak berpihak, Nabi Muhammad SAW mengalami perjalanan yang melampaui batas nalar manusia. Isra Mikraj, dua peristiwa yang tak hanya mengagumkan, tapi juga menyimpan makna mendalam tentang keteguhan hati, kepercayaan, dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Dikutip dari kanal YouTube AdiHidayatOfficial (27/1/2025), sebagaimana dilansir dari Jawapos. com, berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang hikmah peristiwa Isra Mikraj:

  1. Ujian Berat Pasca Kehilangan Dua Pelindung Utama

Tahun penuh ujian bagi Nabi Muhammad SAW, dimulai dengan wafatnya Sayyidah Khadijah, istri tercinta yang selama ini menjadi penopang dakwah Nabi. Tak lama setelah itu, Abu Talib, pamannya yang juga menjadi pelindung utama Nabi, meninggal dunia. Kehilangan ini bukan hanya duka pribadi, tetapi juga membuka jalan bagi persekusi dan penghinaan terhadap Rasulullah SAW.

Tanpa perlindungan mereka, Nabi Muhammad SAW harus menghadapi tantangan yang lebih berat dalam menyebarkan wahyu dan dakwah Islam. Dalam menghadapi kenyataan pahit ini, Nabi Muhammad SAW tidak menyerah. Beliau mencari harapan baru dengan melakukan perjalanan ke Ta'if, sebuah kota yang diharapkan bisa menerima dakwah Islam.

Namun, perjalanan panjang sejauh 100 km dengan berjalan kaki tersebut ternyata berakhir dengan kekecewaan. Alih-alih mendapatkan dukungan, Nabi justru disambut dengan penghinaan dan kekerasan, hingga Zaid bin Harithah, sahabat dekat Nabi, terluka saat mencoba melindungi beliau.

  1. Sikap Elegan Nabi dalam Menghadapi Penghinaan

Sikap Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi persekusi di Ta'if menunjukkan kedewasaan spiritual luar biasa. Saat malaikat Jibril menawarkan untuk menghancurkan penduduk Ta'if dengan menghimpun bukit di atas mereka, Nabi Muhammad SAW menolak tawaran tersebut dengan penuh kebijaksanaan. Beliau mengatakan, "Boleh jadi mereka tidak tahu. Mungkin nanti akan ada keturunan mereka yang menerima dakwah ini."

Tindakan Nabi ini menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana seharusnya kita merespons keburukan dengan kebaikan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk tidak terprovokasi oleh kebencian, melainkan untuk merespons dengan penuh kasih sayang, bahkan terhadap mereka yang menyakiti.

  1. Tawakal: Sandaran Sejati dalam Menghadapi Ujian

Kehilangan dua pelindung sekaligus, yaitu Sayyidah Khadijah dan Abu Talib, mengajarkan Nabi Muhammad SAW untuk sepenuhnya bersandar pada Allah SWT. Dalam doanya, beliau memohon agar Allah tidak marah kepadanya, karena beliau menyadari bahwa segala ujian yang datang adalah bagian dari rencana-Nya.

Tawakal yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita akan pentingnya menyerahkan segala urusan kepada Allah. Ketika kita sudah berusaha dengan sebaik-baiknya, maka yang tersisa adalah ketergantungan penuh kepada Allah, Sang Pemilik Segala Sesuatu.

  1. Peristiwa Isra Mikraj: Jembatan Keteguhan dan Kemenangan

Setelah melalui serangkaian ujian yang luar biasa, datanglah undangan dari Allah SWT yang membawa Nabi Muhammad SAW ke langit dalam peristiwa Isra Mikraj. Perjalanan malam yang luar biasa ini menjadi titik balik dalam kehidupan Nabi, di mana beliau memperoleh kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah dan diperlihatkan berbagai tanda kebesaran-Nya.

Isra Mikraj menjadi simbol bahwa keteguhan hati dan tawakal yang tulus akan mengantar kepada kemenangan yang lebih besar. Perjalanan spiritual ini juga memperlihatkan bahwa ujian yang datang, meskipun berat, akan selalu diikuti dengan pertolongan dan kebesaran dari Allah SWT. (JP/KP)

  • Bagikan

Exit mobile version