--Potensi Hujan Lebat di Malam Hari
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Kondisi cuaca di Kota Kendari tak menentu. Panas di pagi dan siang hari. Jelang sore dan malam diguyur hujan. Anomali cuaca ini dipengaruhi dinamika atmosfer baik lokal maupun regional. Fenomena alam ini menyebabkan perubahan signifikan dalam pola cuaca. Akibatnya, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai guntur diperkirakan akan terus terjadi.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Metereologi Maritim Kendari, Faizal habibie menjelaskan peningkatan curah hujan di Sultra saat ini disebabkan oleh faktor labilitas atmosfer yang sedang hingga tinggi.
"Saat ini, faktor dominan yang mempengaruhi cuaca di Sultra adalah faktor lokal. Di mana kondisi atmosfer cukup labil, terutama pada siang hari. Hal ini menyebabkan penguapan yang sangat masif dari pagi hingga siang hari, sehingga suhu di wilayah tersebut terasa terik," jelas Faizal, Kamis (23/1).
Fenomena penguapan ini lanjutnya, menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan awan konvektif, seperti awan cumulonimbus, yang dikenal sebagai awan pembawa hujan.
"Penguapan yang terjadi pada siang hari memicu pembentukan awan konvektif. Awan-awan ini berkembang dengan cepat dan dapat menghasilkan hujan yang turun menjelang sore hingga malam hari," tambahnya.
Hujan yang turun pada periode sore dan malam hari ini diperkirakan akan memiliki intensitas sedang hingga leb- at disertai dengan fenomena alam lainnya, seperti guntur dan angin kencang.
"Kondisi ini disebabkan, oleh proses konveksi yang terjadi akibat perbedaan suhu yang cukup signifikan di atmosfer. Hal ini juga dapat menambah risiko terjadinya cuaca ekstrem," katanya.
Menghadapi situasi cuaca yang tidak menentu ini, ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan siap menghadapi potensi hu jan lebat yang disertai angin kencang.
"Masyarakat harus memperhatikan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Selain itu, diharapkan untuk mempersiapkan diri terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan, seperti banjir atau pohon tumbang akibat angin kencang," ujarnya.
Pada musim hujan ini, frekuensi curah hujan diperkirakan akan semakin tinggi, mengingat wilayah Sultra berada pada periode musim hujan yang biasanya berlangsung dari November hingga Juni.
"Wilayah Sultra memang memasuki musim hujan, yang artinya curah hujan akan meningkat, dan frekuensinya lebih sering," ungkapnya.
Selain itu, BMKG mencatat pola cuaca regional turut mempengaruhi intensitas hujan di Sultra. Faktor-faktor seperti angin monsoon, pergerakan sistem tekanan rendah, serta fenomena konveksi lokal berkontribusi dalam pembentukan awan hujan yang dapat berkembang dengan cepat.
"Kondisi atmosfer yang labil ini juga sangat dipenga- ruhi oleh pola angin yang ada di wilayah sekitar, sehingga fluktuasi curah hujan akan terus terjadi," ucapnya. (b/iky)