Sahabat Sejati, Pemikir dan Penggerak Bangsa
Tokoh pemikir dan penggerak bangsa, yang telah berpulang setelah lima tahun berjuang melawan sakit. Warisannya dalam bisnis dan media akan tetap menjadi inspirasi generasi mendatang.
EDWARD AS
MAKASSAR
Di sebuah ruangan di Jalan Kapt. Pierre Tendean, suasana duka menyelimuti. Pendiri Bosowa Group, Aksa Mahmud, berdiri di antara keluarga, sahabat, dan kolega yang tengah berkabung atas kepergian salah satu tokoh penting dunia bisnis dan jurnalisme Indonesia, Alwi Hamu.
Dengan nada penuh haru, Aksa mengenang perjalanan hidupnya bersama Alwi, sahabat yang tak pernah bisa ia pisahkan dari kisah hidupnya. “Saya dan Pak Alwi tidak bisa dipisahkan. Kami bersahabat sejak masa muda, bersama Jusuf Kalla. Hubungan ini lebih dari sekadar kerja atau kolaborasi bisnis; ini persahabatan yang mendalam,” ujar Aksa dengan suara bergetar.

Kisah persahabatan ini bermula di kampus Universitas Hasanuddin. Aksa, Alwi, dan seorang teman lagi, Ochim, dikenal sebagai trio tak terpisahkan. Ketiganya memiliki latar belakang pendidikan teknik – Aksa dan Alwi di Teknik Sipil, sementara Ochim di Teknik Mesin. Meski mereka hanya menamatkan pendidikan hingga sarjana muda, perjalanan hidup mereka membuktikan bahwa gelar akademik bukanlah batasan untuk mencapai keberhasilan besar.
“Di kampus, kami sering disebut trio Alwi, Aksa, dan Ochim. Bersama Jusuf Kalla, kami juga mendirikan FAJAR, koran yang kemudian menjadi salah satu media terkemuka di Indonesia timur. Itu adalah salah satu hari bersejarah dalam hidup kami. Alhamdulillah, setelah itu Pak Alwi yang mengelola dan mengembangkannya menjadi seperti sekarang,” kenang Aksa.