Kembangkan Proyek Inovatif, Mahasiswa UHO Sabet Penghargaan ASEAN

  • Bagikan
Feri Renaldi, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, FPIK, yang berhasil mendapatkan penghargaan berupa sertifikat ASEAN dari PT Amati Karya Indonesia.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-- Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO). Dia adalah Feri Renaldi, mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), berhasil meraih penghargaan bergengsi berupa sertifikat ASEAN dari PT Amati Karya Indonesia atas keberhasilannya menyelesaikan proyek inovatif dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7.

Feri mengangkat tema permasalahan sumber daya laut di Sulawesi Tenggara dan mengembangkan proyek bertajuk “Palajarang Pangandako: Inovasi Edukasi Masyarakat Desa Tapulaga melalui E-Brosur Berbasis Bahasa Bajo dan Media Sosial sebagai Sarana Informasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan”.Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan.

“Proyek ini berfokus pada mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara. Kami melakukan riset mendalam dan berdiskusi dengan berbagai narasumber untuk menemukan solusi yang tepat,” ujar Feri.

Masalah utama yang diangkat dalam proyek ini adalah penggunaan alat tangkap ilegal, seperti pengeboman ikan, yang merusak ekosistem terumbu karang dan mengancam keberlanjutan sumber daya laut. Feri dan tim melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara, akademisi UHO, masyarakat Wakatobi, serta nelayan dan pemerintah Desa Tapulaga.

“Dari hasil wawancara, kami menemukan bahwa penggunaan alat tangkap ilegal, seperti pengeboman ikan, merusak ekosistem terumbu karang yang sangat vital bagi kehidupan laut,” ungkap Feri.

Sebagai solusi, tim proyek membuat e-brosur bilingual (bahasa Indonesia dan bahasa Bajo) yang memuat informasi terkait dampak buruk alat tangkap ilegal dan pentingnya penggunaan alat tangkap ramah lingkungan. E-brosur ini diunggah melalui Kompasiana agar bisa diakses oleh masyarakat luas. Selain itu, edukasi juga dilakukan melalui webinar dan penyebaran pamflet edukasi lewat media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

“Harapannya, dengan pendekatan berbasis teknologi dan budaya lokal, kami bisa meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Tapulaga dan nelayan di sekitar wilayah tersebut tentang pentingnya menjaga ekosistem laut,” tambah Feri.

Sebagai CEO proyek, Feri mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas penghargaan yang diterima. “Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Proyek ini tidak hanya memberikan kontribusi nyata dalam penyelesaian masalah lingkungan, tetapi juga sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap keberlanjutan alam,” ujarnya.

Keberhasilan proyek ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari pihak universitas. Feri menyampaikan apresiasinya kepada Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FPIK UHO, Dedy Oetama, serta dosen pembimbing La Ode Muhammad Arsal, Prof. Agus Kurnia, dan Ketua Jurusan Budidaya Perairan, Wellem H. Muskita, yang senantiasa memberikan arahan dan dukungan dalam setiap langkah proyek ini.

Dengan penghargaan ini, Feri berharap proyek yang dilaksanakan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kelestarian ekosistem laut di Sulawesi Tenggara dan menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya untuk berkontribusi lebih besar terhadap pelestarian lingkungan. (m2/b)

  • Bagikan

Exit mobile version