"Pengendalian inflasi merupakan bagian dari upaya untuk mendukung perekonomian daerah yang stabil dan berkelanjutan. Sinergisitas dan kolaborasi yang terjalin antara pemerintah daerah melalui TPID, pelaku pasar, dan masyarakat sangat penting. Kedepan, kami akan terus memperkuat koordinasi agar harga-harga tetap stabil, dengan memanfaatkan berbagai instrumen kebijakan dan intervensi pasar yang diperlukan," ujar Pj Gubernur Andap Budhi Revianto.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sultra, J. Robert Maturbongs, mengatakan, untuk tahun 2025 ini, ada beberapa hal yang menjadi fokus Pemprov Sultra, yang tentunya disusun berdasarkan isu-isu strategis yang sudah diselaraskan dengan kebijakan nasional. Terutama rancangan RPJMN yang sesuai dengan visi-misi Presiden Prabowo Subianto.
"Pemprov Sultra telah menyusun sejumlah rencana strategis yang akan menjadi fokus pemerintah daerah dalam mendukung pencapaian target pembangunan nasional 2025-2029. Salah satu target utama adalah pertumbuhan ekonomi inklusif sebesar 8 persen, yang ditetapkan pemerintah pusat dan menurunkan angka kemiskinan ekstrem," ujar Kepala Bappeda Sultra, J. Robert Maturbongs.
Dia mengungkapkan, salah satu prioritas besar Pemprov Sultra adalah menurunkan angka kemiskinan, baik kemiskinan absolut maupun ekstrem. Saat ini, tingkat kemiskinan di Sultra masih berada di angka 11 persen. Target pemerintah daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah menurunkan angka kemiskinan tersebut menjadi 4-5 persen dalam 5 tahun ke depan. “Kami menyadari bahwa angka ini menjadi beban yang cukup berat. Namun, dengan program yang tepat, kami optimistis target ini bisa tercapai,” jelas Robert.
Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Sultra, Syarwan mengungkapkan, melihat data perekonomian Sultra pada triwulan ke tiga, target pertumbuhan ekonomi 8 persen secara nasional akan bisa dicapai. Pertumbuhan ekonomi regional Sultra pada triwulan III-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,24 persen dari tahun ke tahun (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini tetap didukung dengan kondisi harga-harga barang tetap terjaga dengan inflasi di angka 1,05 persen dari tahun ke tahun (yoy). Dimana inflasi ini didorong oleh kenaikan indeks kelompok pengeluaran," ujar Syarwan. (rah/b)
