Pengemban Tugas Mulia

  • Bagikan
Hj. Isma Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BR IDA) Sultra (tengah kiri), Hj.Nurhayati Yusmin Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Kolaka Utara (kiri), Dr. dr. Putu Agustin Kusumawati Direktur Rumah Saki t Ji wa (RSJ) Sultra (tengah kanan), j.Wa Ode Munanah Asrun Lio Ketua TP PKK dan Ketua DWP Sultra (kanan)
Hj. Isma Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BR IDA) Sultra (tengah kiri), Hj.Nurhayati Yusmin Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Kolaka Utara (kiri), Dr. dr. Putu Agustin Kusumawati Direktur Rumah Saki t Ji wa (RSJ) Sultra (tengah kanan), j.Wa Ode Munanah Asrun Lio Ketua TP PKK dan Ketua DWP Sultra (kanan)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- 22 Desember 2024, menjadi hari spesial bagi seluruh kaum ibu di negeri ini, bertepatan peringatan Hari Ibu. Peran kaum ibu tak hanya sebagatas urusan domestik (rumah tangga), yang mengasuh anak dan mengurus keluarga. Lebih dari itu, kaum ibu berperan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui profesi dan tugas yang diemban. Peran mereka terimplementasi pada bidang pengabdiannya, baik sebagai ibu rumah tangga, ASN, pengacara, politisi, pengusaha, akademisi, maupun pengurus organisasi sosial dan keagamaan. Sungguh, kaum ibu adalah pengemban tugas mulia. Mereka menjadi sosok tangguh dalam segala peran dan medan pengabdian.

Ketua TP PKK Sultra, Hj.Wa Ode Munanah Asrun Lio memaknai Hari Ibu sebagai momentum penting untuk merayakan kontribusi perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan semangat Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, diharapkan perempuan Sultra mampu menginspirasi dan berkontribusi nyata demi mencapai tujuan besar Indonesia Emas 2045.

"Kolaborasi lintas elemen, dari tingkat rumah tangga hingga organisasi dapat menciptakan generasi yang unggul untuk memajukan bangsa. Perempuan Sultra berjasa dan berjaya untuk bangsa," ujar Munanah Asrun Lio.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sultra itu menegaskan perempuan, khusunya kaum ibu memiliki peran strategis dalam membentuk generasi emas 2045. "Perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Kami di PKK dan DWP fokus pada pembinaan generasi muda, mulai dari Posyandu hingga pendidikan anak-anak," ungkapnya.

Munanah Asrun Lio mengapresiasi ibu-ibu yang mampu menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dengan kegiatan organisasi. Salah satu tokoh yang disebutkan adalah Ibu Hartina, seorang dosen sekaligus pengurus Dharma Wanita yang berhasil meraih gelar profesor. "Keberhasilan beliau adalah contoh nyata bagaimana perempuan dapat berkontribusi maksimal dalam berbagai peran," ungkapnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Kolaka Utara (Kolut), Hj.Nurhayati Yusmin mengatakan Hari Ibu merupakan momentum penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk merenungkan dan menghargai peran serta pengorbanan seorang ibu dalam membentuk karakter bangsa dan memajukan kesejahteraan keluarga. Menurut Nurhayati, Hari Ibu juga menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur yang ditanamkan seorang ibu dan dedikasi tak kenal lelahnya dalam membesarkan anak-anaknya.

Nurhayati menjelaskan peran seorang ibu begitu fundamental dan multidimensi.
Ia melampaui peran tradisional di dalam rumah tangga. Seorang ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah, penasehat bijak, pendidik utama, dan pendengar yang setia bagi anak-anaknya. “Pengaruh seorang ibu sangat signifikan dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral anak sejak dini, menanamkan pondasi kuat untuk masa depan mereka,” katanya, Minggu (22/12/2024).

Istri Pj Bupati Kolut, Yusmin itu menegaskan kejujuran, kegigihan, tanggung jawab, empati, dan rasa hormat adalah sebagian dari nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh seorang ibu. Nilai-nilai inilah yang menjadi pedoman hidup anak-anaknya dan membentuk karakter bangsa di masa mendatang. "Sosok ibu mencerminkan nilai-nilai luhur yang sangat berharga dan menjadi pilar utama keluarga," ujar Nurhayati.

Lebih lanjut, Nurhayati menekankan pentingnya mengingat dan menghayati nilai-nilai moral yang telah diajarkan oleh ibu, dan meneruskan nilai-nilai tersebut kepada generasi selanjutnya. “Menghormati ibu juga berarti menghormati perempuan pada umumnya dan menghargai peran mereka dalam masyarakat sehingga nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh ibu dapat terus lestari dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang,” tuturnya.

Di era modern ini, lanjut Nurhayati, tantangan yang dihadapi ibu semakin kompleks. Selain peran tradisional, banyak ibu yang juga harus berkarier dan menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan dan keluarga. Oleh karena itu, pemerintah, keluarga, dan masyarakat, sangat penting untuk meringankan beban dan memberikan ruang bagi ibu untuk berkembang.

Terpisah, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sultra, Hj. Isma, memaknai Hari Ibu sebagai momentum menghormati peran penting seorang ibu dalam menjalankan tugas sebagai istri, ibu, dan pekerja profesional. “Sebagai seorang ibu, tetap menjalankan peran dengan baik, apalagi bagi ibu yang bekerja. Kita tetap harus menjadi ibu untuk anak-anak, istri untuk suami, dan tetap menjadi figur yang mendukung di lingkungan kerja,” ujarnya, Minggu (22/12/2024).

Hj. Isma menekankan Hari Ibu menjadi momen introspeksi bagi para ibu yang berkarier, untuk memastikan keluarga tidak terabaikan. “Yang penting, kita dapat membagi waktu dan menjalankan tanggung jawab dengan bijak,” jelasnya.

Sebagai seorang perempuan yang berkarier di birokrasi, Hj. Isma memisahkan dengan tegas antara urusan pekerjaan dan rumah tangga. Menerapkan disiplin waktu dengan membagi fokus sesuai tempatnya. “Di kantor, saya bekerja sejak pukul 07.30 hingga pukul 16.00 Wita. Kalau ada pekerjaan, tetap diselesaikan di kantor. Begitu saya pulang ke rumah, urusan kantor selesai di situ. Di rumah, saya kembali menjalankan peran sebagai ibu dan istri,” ungkapnya.

Dengan tidak mencampuradukkan urusan kantor dan rumah, Hj.Isma tetap memberikan perhatian penuh pada keluarga tanpa mengabaikan tanggung jawab pekerjaan. Prinsip ini menjadi landasan penting dalam kesehariannya sebagai seorang perempuan karier dan ibu rumah tangga.

Hj.Isma menitip pesan kepada para perempuan, baik yang sudah menjadi ibu maupun yang masih berkarier agar tetap menyeimbangkan peran dalam keluarga dan pekerjaan.
“Untuk teman-teman wanita karier, tetaplah memperhatikan keluarga sembari menjalankan tugas dan tanggung jawab di kantor, baik sebagai ASN maupun pegawai swasta,” tuturnya.

Hj. Isma menggambarkan pentingnya kesadaran dan komitmen seorang perempuan dalam menjalankan peran di berbagai lini kehidupan. Di tengah tanggung jawab profesional yang menuntut dedikasi tinggi, seorang ibu tetap memiliki tanggung jawab utama terhadap keluarganya. "Kunci keberhasilan adalah kemampuan mengelola waktu dan tetap menjaga harmoni antara pekerjaan dan keluarga,"pungkasnya.

Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sultra, Dr.dr. Putu Agustin Kusumawati memaknai Hari Ibu sebagai momentum spesial penghormatan dan apresiasi terhadap peran seorang ibu. Hari Ibu 22 Desember 2024 menjadi pengingat akan kasih sayang, pengorbanan, dan dedikasi seorang ibu yang tidak mengenal batas.

"Hari Ibu selalu mengingatkan saya pada kekuatan cinta seorang ibu yang tak terbatas. Bukan hanya cinta untuk anak-anak, tetapi juga cinta yang memotivasi saya untuk bekerja melayani orang lain," ujar dr.Putu Agustin.

Menjadi ibu adalah tugas yang mulia dan penuh tantangan, tetapi juga sangat membahagiakan. "Untuk ibu-ibu di Sultra, mari menumbuhkan rasa kepedulian dan rasa kasih sayang kita baik terhadap keluarga, masyarakat dan negara kita. Sehingga apa yang menjadi rencana kita dapat terlaksana dengan baik," ungkap dr.Putu Agustin. (rah/ags/win/b)

  • Bagikan