KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Dengan jiwa kepemimpinan yang tulus dan penuh empati, dr. Putu Agustin Kusumawati, Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Sulawesi Tenggara, dikenal sebagai sosok “Ibu Pemerhati Orang Terkasih.” Di bawah kepemimpinannya, RSJ Sultra terus melakukan inovasi dalam pelayanan, salah satunya melalui program Modul Laporan untuk Orang Gangguan Jiwa Terlantar (Durawater) Care, yang didedikasikan untuk menangani pasien yang terabaikan akibat gangguan jiwa.
Menurut dr. Putu, pasien dengan gangguan jiwa seringkali terpinggirkan karena stigma dan kurangnya pemahaman masyarakat. “Kami menyebut mereka Terkasih, karena mereka adalah orang-orang yang sebenarnya membutuhkan kasih sayang dan perhatian lebih dari kita semua. Sebagai seorang ibu, saya ingin menumbuhkan rasa kasih kepada pasien-pasien terkasih dan mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan mereka,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam menjalankan program Durawater Care, pihaknya menggandeng lima pemangku kepentingan, antara lain Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Satpol PP. “Kedepannya, kami akan menjajaki kerjasama dengan Kepolisian Daerah (Polda) dan Kementerian Sosial (Kemensos),” jelasnya.
dr. Putu Agustin berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini. Ke depan, ia berencana memperluas cakupan layanan Durawater Care dengan melibatkan lebih banyak pihak untuk mendukung keberlanjutan program ini.
“Kami percaya bahwa perubahan dimulai dari kepedulian. Dengan kolaborasi semua pihak, kami yakin semakin banyak jiwa yang tersisih dapat kita bantu,” katanya. Ia juga menyebut bahwa RSJ Sultra kini telah mendapatkan hak cipta untuk mengubah istilah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODJG) menjadi Terkasih.
“Kami sudah mendapatkan hak cipta untuk melakukan perubahan penyebutan ODJG menjadi Terkasih. Saya berharap kedepannya penggunaan istilah ODJG dapat berkurang, bahkan dihilangkan,” ucapnya, yang merupakan istri dari Dekan Fakultas Kedokteran UHO.
dr. Putu Agustin Kusumawati menegaskan bahwa RSJ Sultra melalui Durawater Care juga berupaya mengurangi stigma terhadap Terkasih. Edukasi kepada masyarakat terus dilakukan agar pasien ini tidak lagi dipandang sebagai beban. Dukungan keluarga dan komunitas sangat penting dalam memastikan keberhasilan pemulihan mereka. “Saya ingin konsep dan mindset masyarakat terhadap para Terkasih ini betul-betul berubah, sehingga mereka bisa pulih seperti sebelumnya,” terangnya.
Ia juga menuturkan bahwa sebagian besar pasien Terkasih berasal dari generasi muda. “Kami berharap masyarakat dapat menumbuhkan rasa kasih dan perhatian lebih kepada pasien Terkasih,” tuturnya.
Atas dedikasinya, dr. Putu Agustin Kusumawati berhasil meraih beberapa penghargaan saat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan 35 (XXXV), termasuk The Best Cultural Appearance dalam kategori pameran dan peringkat kedua dalam proyek perubahan yang dilaksanakan selama kegiatan tersebut. “Ini adalah tanggung jawab besar untuk melanjutkan proyek perubahan ini dalam jangka panjang. Sistem Durawater Care dirancang untuk memberikan pelayanan terbaik melalui aplikasi yang bisa diakses oleh masyarakat,” katanya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tim yang telah mendukung keberhasilan proyek perubahan ini. “Terima kasih kepada Dinas Sosial, Dinas Kominfo, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Dinas Kesehatan atas kontribusi mereka dalam mendukung proyek ini. Dukungan mereka sangat berarti bagi pencapaian ini,” imbuhnya.
dr. Putu menambahkan bahwa proyek Durawater Care diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya dalam pelayanan kesehatan jiwa. Ia berkomitmen untuk terus mengembangkan proyek ini agar dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. “Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi institusi lain untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya.(win)
