KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Kiprah Nurhayati Yusmin bisa menjadi role model. Sebagai seorang ibu dan istri, wanita berhijab ini terbilang punya karir yang cukup dibanggakan di birokrasi.. Di sisi lain, Nurhayati cukup aktif berorganisasi. Posisi yang diembannya pun cukup diperhitungkan.
Saat ini, Nurhayati menjabat Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sulawesi Tenggara (Sultra). Ia juga menjadi tokoh nomor satu pada TP PKK Kolaka Utara (Kolut), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kolut dan Darma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kolut.
Sebagai Ketua Dekranasda Kolut Nurhayati Yusmin begitu aktif mendorong pelestarian tenun Dodo dan Patowonua khas Kolut. Salah satu support itu diwujudkan melalui pemberian pelatihan tenun kepada masyarakat. Ia menilai pentingnya pelatihan ini sebagai upaya pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat.
"Kain tenun Dodo dan Patowanua adalah warisan budaya khas Kolaka Utara. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keahlian para pengrajin dalam memproduksi kain tenun dengan berbagai motif." kata Nurhayati.
Nurhayati berharap pelatihan ini berdampak positif secara ekonomi bagi para pengrajin. Ketika tenunan Dodo dan Patowonua dikenal luas baik di Sultra maupun nasional, patinya pendapatan pengrajin akan meningkat. Olehnya, Dekranasda dan Pemkab Kolut harus terus mendukung pengembangan tenun khas bumi Patowonua ini.
Nurhayati mengungkapkan informasi pelatihan ini telah disebarluaskan melalui media sosial, menjadi langkah awal yang baik untuk promosi. Ia berjanji akan memberikan dukungan berupa peralatan dan bahan baku bagi peserta yang serius mengembangkan tenun Dodo dan Patowanua agar kegiatan ini berkelanjutan dan menghasilkan produk yang berkualitas.
"Tidak hanya pelatihan, tetapi harus ada hasil nyata yang bisa dinikmati para pengrajin. Kedepan, pemerintah harus berperan aktif dalam mempromosikan hasil produksi tenun ini melalui Dekranasda," imbuhnya. (c/ags)