Ilmu Komunikasi FISIP UHO Gelar Acara Budaya “Theatrical of Sultra Folklore”

  • Bagikan
Komunitas Laskar astra UHO usai menampilkan pertunjukan teater dalam acara “Theatrical of ultra Folklore” di Aula FIIP Universitas Halu Oleo, Jumat (20/12).
Komunitas Laskar astra UHO usai menampilkan pertunjukan teater dalam acara “Theatrical of ultra Folklore” di Aula FIIP Universitas Halu Oleo, Jumat (20/12).

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo menggelar acara “Theatrical of Sultra Folklore” pada Jumat (20/12) di Aula FISIP UHO. Acara yang digagas oleh mahasiswa Angkatan 2022 ini mengusung tema “Legenda Lama Gaya Baru” dan menampilkan perpaduan seni tradisional Sulawesi Tenggara dengan sentuhan modern, seperti musik tradisional, pembacaan puisi, monolog, dan pertunjukan teater yang dibawakan oleh komunitas Laskar Sastra UHO. Kegiatan ini juga merupakan tugas akhir mata kuliah Event Organizer yang diadakan setiap semester lima.

Dalam sambutannya, Dosen Penanggung Jawab acara, Mohammad Ricky Ramadhan, S.S., M.Hum., mengapresiasi mahasiswa yang memilih tema budaya Sulawesi Tenggara. “Acara ini bukan hanya sekadar bentuk tugas mata kuliah, tetapi juga menjadi wujud nyata pelestarian budaya lokal. Saya bangga melihat mahasiswa mampu mengintegrasikan konsep komunikasi dengan seni tradisional, sekaligus menciptakan ruang apresiasi bagi seni dan budaya Sulawesi Tenggara,” ujarnya.

Ketua panitia, Adrian Kuswanto, menjelaskan bahwa tema budaya Sulawesi Tenggara dipilih sebagai upaya untuk mengenalkan kembali budaya lokal kepada masyarakat, terutama generasi muda. “Acara ini adalah hasil riset kami yang menunjukkan minimnya minat terhadap seni dan budaya lokal di Kendari, khususnya budaya Sulawesi Tenggara. Kami ingin memberikan sesuatu yang berbeda dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern agar lebih menarik bagi anak muda,” ungkap Adrian.

Dijelaskan bahwa tema budaya jarang diangkat dalam kegiatan serupa sebelumnya. “Biasanya, tema yang diusung lebih berkaitan langsung dengan komunikasi modern seperti film atau musik populer. Kali ini, kami mencoba memperkenalkan bahwa komunikasi juga bisa disampaikan melalui media seni dan budaya, terutama yang berbasis lokal,” tambahnya.

Acara ini tidak hanya menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk memahami praktik penyelenggaraan acara, tetapi juga bertujuan memperluas wawasan masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya lokal. “Harapan kami, acara seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa di Universitas Halu Oleo, sekaligus menjadi medium untuk mempromosikan seni dan budaya Sulawesi Tenggara kepada audiens yang lebih luas,” terang Adrian.

“Theatrical of Sultra Folklore” berhasil menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat umum yang hadir di Aula FISIP UHO. Dengan pendekatan kreatif dan konsep yang menarik, acara ini diharapkan mampu mengubah pandangan generasi muda terhadap seni dan budaya lokal, serta mendorong lebih banyak kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan media dalam melestarikan kekayaan budaya Sulawesi Tenggara. (m2/b)

  • Bagikan