KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Rekomendasi hasil aksi audit kasus tengkes (stunting) sangat dibutuhkan dalam percepatan penurunan angka penderita. Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau terus berkomitmen, memantapkan kolaborasi dan koordinasi serta komunikasi untuk memastikan seluruh pengambil peran dalam program itu dapat mengerahkan upaya terbaiknya.
“Sehingga upaya percepatan penurunan stunting dapat berbuah hasil manis,” kata Pj Wali Kota Baubau, Dr. H. Muh. Rasman Manafi, melalui Asisten III Setkot, La Ode Darus Salam, M.Si., ketika membuka acara audit kasus stunting tingkat kota tahun 2024, Kamis (19/12).
Menurut Darus Salam, audit kasus tengkes dilakukan dengan mengambil sampel data keluarga berisiko pada wilayah Kecamatan Sorawolio. Sasarannya pada delapan Baduta, 11 Balita, tiga ibu hamil dan tiga ibu dalam masa nifas.
“Ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran. Juga mengetahui penyebab terjadinya stunting sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus serupa. Sekaligus menganalisis faktor risiko terjadinya stunting pada Baduta/Balita. Nantinya akan ada rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan,” papar Darus Salam.
Makanya, melalui audit kasus tengkes pada tahap ini, diharapkan mampu menghasilkan faktor risiko, penyebab, perbaikan tata laksana dan rekomendasi penanganan dan pencegahan yang efektif serta tepat sasaran.
“Kota Baubau baru saja meluncurkan program gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting). Ini menjadi sebuah ikhtiar yang tidak hanya sekadar bersedia menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko. Tapi sebuah gerakan yang didasari niat tulus untuk membantu menyiapkan makanan siap santap bagi Bumil, Bufas, Baduta dan Balita yang masuk kategori berisiko,” sambungnya.
Darus Salam berharap, aksi dan langkah kolaboratif yang dilakukan dapat membuahkan hasil maksimal dalam menjaga masa depan anak, menuju Indonesia Emas 2045. (c/lyn)