Kenalkan Budaya Lokal Lewat Buku Dua Bahasa

  • Bagikan
KOTA LAMA : Lalu lintas di kawasan Kota Lama tampak lengang. Rencananya, pemerintah akan menata kawasan ini menjadi destinasi wisata sejarah. Namun hingga kini, rencana tersebut tak kunjung dieksekusi.
KOTA LAMA : Lalu lintas di kawasan Kota Lama tampak lengang. Rencananya, pemerintah akan menata kawasan ini menjadi destinasi wisata sejarah. Namun hingga kini, rencana tersebut tak kunjung dieksekusi.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Balai Bahasa Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi penerjemahan di masyarakat melalui sosialisasi pemanfaatan produk penerjemahan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil kerja penerjemahan kepada publik sekaligus mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di berbagai sektor termasuk literatur dan pendidikan.

Koordinator KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Sultra Dwi Pratiwi H. Puspa menjelaskan salah satu program unggulan yang telah berjalan adalah pembuatan buku cerita anak dua bahasa. Program tersebut telah berlangsung sejak awal tahun dan berhasil meluncurkan 39 buku cerita anak pada November 2024. Buku-buku ini tidak hanya memuat terjemahan dalam bahasa Indonesia tetapi juga dalam berbagai bahasa daerah di Sultra.

“Target utama kami memang anak-anak, tetapi buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, dosen dan guru. Jadi, pemanfaatannya tidak terbatas pada anakanak saja. Siapapun yang berkaitan dengan pendidikan anak dapat menggunakan buku ini,” ujarnya pada sosialisasi pemanfaatan produk terjemahan di aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo (UHO) kemarin.

Buku dua bahasa ini kata dia, dirancang tidak hanya sebagai bahan bacaan, tetapi juga sebagai sumber belajar. Buku ini bisa digunakan sebagai bahan ajar di sekolah atau buku pendamping dalam proses pembelajaran. Guru atau dosen dapat memanfaatkan produk ini termasuk mahasiswa yang belajar bahasa dan sastra dapat menggunakannya sebagai referensi penelitian.

Selain memberikan edukasi lanjutnya, buku ini juga berfungsi sebagai upaya pelestarian budaya. Dengan memasukkan bahasa daerah yang ada di Sultra, dengan tujuan menjaga eksistensi bahasa daerah agar tidak punah.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga merasa bangga dengan budaya mereka. Kami juga berharap buku-buku ini dapat menambah informasi dan ilmu bagi pembacanya. Selain itu, kami ingin memastikan bahwa bahasa daerah di Sultra tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat luas,” ungkapnya.

Melalui program ini, Balai Bahasa Sulawesi Tenggara berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penerjemahan sebagai jembatan budaya dan ilmu pengetahuan, sekaligus memperluas akses terhadap literatur berkualitas. (c/m1)

  • Bagikan