Realisasi Investasi Hanya 40 Persen

  • Bagikan
IST Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi
IST Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi

--DPM PTSP Sultra Optimalisasi Investasi Melalui Program Sipentas

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Realisasi investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga menjelang akhir tahun 2024 baru mencapai 40 persen atau sekira Rp10 triliun dari target Rp25 triliun yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sultra menggenjot capaian investasi melalui program unggulan Sipentas atau Strategi Peningkatan Investasi.

Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi, mengatakan program Sipentas dirancang sebagai upaya meningkatkan daya tarik investasi di daerah. Program ini menekankan kemudahan berinvestasi, transparansi perizinan, serta dukungan bagi para pelaku usaha.

"Realisasi investasi saat ini memang belum optimal, tetapi dengan adanya Sipentas, kami optimis dapat mendorong peningkatan investasi di wilayah ini," kata Parinringi dalam pameran dan seminar implementasi proyek perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXXV di Aula BPSDM Sultra, kemarin.

Menurutnya, Sipentas dijalankan dengan mengusung 3 pilar utama, yakni peningkatan daya saing daerah, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat realisasi investasi.
"Dalam implementasinya, DPM PTSP telah melaksanakan 7 kegiatan prioritas, di antaranya pembentukan tim efektif, koordinasi lintas stakeholder seperti Kementerian BKPM, OPD teknis, dan pelaku usaha, serta penyederhanaan proses perizinan guna mempercepat investasi," jelas Parinringi.

Dalam upaya mengejar target, DPM PTSP turut menggelar berbagai rapat koordinasi yang melibatkan pelaku usaha, termasuk pihak yang menangani Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam pertemuan tersebut, DPM PTSP menekankan pentingnya realisasi investasi yang telah dilaporkan ke BKPM agar target tercapai sesuai waktu yang ditetapkan.

Parinringi menuturkan dalam 2 tahun terakhir, realisasi investasi di Sultra mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan data Laporan pada tahun 2020, realisasi mencapai Rp21,13 triliun, jauh melampaui target Rp10,63 triliun. Namun, tren ini menurun drastis pada 2023, dengan realisasi hanya Rp14 triliun dari target Rp20,19 triliun.

Tahun ini, dari target Rp25,25 triliun, Sultra baru tercapai kurang lebih Rp10 triliun atau sekira 40 persen. "Penurunan ini menjadi tantangan besar bagi kami. Melalui Sipentas, kami berupaya mengatasi hambatan yang dihadapi investor dan mendorong percepatan realisasi investasi," ujar Parinringi.

Untuk mendukung pencapaian target, DPM PTSP aktif mempromosikan potensi daerah melalui kerja sama dengan berbagai media, baik cetak, elektronik, maupun digital. Selain itu, transparansi perizinan menjadi salah satu fokus utama.

"Selain promosi, kami juga menggelar bimbingan teknis (bimtek) dan meningkatkan transparansi pelaporan investasi. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses investasi serta meminimalisir kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha," papar Parinringi.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan melalui program Sipentas, Parinringi optimistis dapat meningkatkan capaian investasi di tahun ini. Parinringi menegaskan pihaknya akan terus mendorong para pelaku usaha untuk memenuhi komitmen investasi yang telah disepakati.

Melalui berbagai langkah strategis dalam program Sipentas, DPM PTSP Sultra bertekad menjadikan investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah serta membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

"Kami berharap seluruh pelaku usaha dapat segera merealisasikan investasinya. Dengan adanya sinergi yang baik antara pemerintah dan dunia usaha, kami optimis target investasi tahun ini dapat tercapai," pungkas Parinringi. (rah/b)

  • Bagikan

Exit mobile version