--Bappeda Sultra Gelar Pelatihan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Sibuk bekerja terkadang membuat sesorang lupa diri. Memporsir tenaga berlebih plus posisi tubuh yang tak berubah dalam waktu lama bisa berdampak negatif pada kesehatan. Berdasarkan data WHO, 60 persen pekerja kantoran mengalami Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja (Gotrak). Untuk mengatasi Gotrak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengadakan pelatihan bertema antisipasi dan penanganan Gotrak.
Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber ahli. Yakni dr. Dewi Lestari, MMRS, AIFO-K, CI, dan Ragil Atmaja, ST, AIFO. Kedua narasumber menyampaikan materi tentang pentingnya postur tubuh yang baik, serta teknik sederhana untuk mencegah dan menangani gangguan fisik akibat aktivitas kerja.
Sekretaris Dinas (Sekdis) Bappeda Sultra, Waode Muslihatun mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pegawai mengenai pentingnya menjaga postur tubuh selama bekerja, guna mencegah keluhan kesehatan yang dapat mengganggu produktivitas. Pelatihan ini digelar sebagai respons atas banyaknya keluhan fisik yang dialami pegawai akibat durasi kerja yang panjang.
“Kami di Bappeda sering merasakan keluhan tubuh, seperti sakit pinggang, bahu dan leher. Oleh karena itu, pimpinan berinisiatif mengadakan pelatihan ini agar kami dapat bekerja lebih efisien tanpa mengabaikan kesehatan,” ujarnya ketika membuka pelatihan penanganan Gotrak di Hotel Kubah 9 Kendari, Rabu (18/12).
Ia optimis pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi kinerja Bappeda Sultra. “Dengan tubuh yang lebih sehat, kualitas kerja tentu akan meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi pada perencanaan pembangunan di Sultra” katanya.
Selain pelatihan ini, Bappeda Sultra berencana untuk menyelenggarakan pelatihan lanjutan guna memperdalam pemahaman pegawai terkait pencegahan dan penanganan Gotrak. “Kami berharap para peserta tidak hanya menerapkan pengetahuan yang didapatkan, tetapi juga menyebarkannya kepada keluarga dan rekan kerja,” ujarnya.
Dalam paparannya, dr. Dewi Lestari menjelaskan Gotrak bukan hanya ancaman bagi pekerja fisik, tetapi juga bagi pekerja kantoran. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 58-60 persen kasus Gotrak dialami pekerja kantoran. Dari jumlah itu, lebih dari 10 persen berujung pada kecacatan.
“Posisi tubuh yang buruk saat bekerja, seperti duduk terlalu lama atau membungkuk saat menggunakan gadget, dapat memberikan tekanan berlebih pada tubuh. Misalnya, beban pada leher bisa mencapai 12 kilogram jika posisi kepala membungkuk terlalu lama. Ini berisiko menimbulkan keluhan di leher, bahu, hingga punggung,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, pelatihan ini memberikan edukasi tentang metode pencegahan dini, salah satunya teknik “ispot” yang efektif memperbaiki postur tubuh.” Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran pegawai mengenai pentingnya menjaga kesehatan selama bekerja,” pungkasnya. (c/rah)