IPM Sultra Masuk Level “Tinggi”

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Program pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sulawesi Tenggara terbilang berhasil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sultra mengalami peningkatan. Selama periode 2020 hingga 2024, IPM Sultra rata-rata meningkat sebesar 0,69 persen setiap tahun. Dari 71,61 pada tahun 2020 kini menjadi 73,62.

Plt Kepala BPS Sultra Surianti Toar menjelaskan peningkatan IPM tahun 2024 didorong oleh kemajuan pada tiga dimensi utama yang menyusun IPM. Mulai dimensi umur panjang dan hidup sehat, dimensi pengetahuan dan dimensi standar hidup layak. Pencapaian ini mencerminkan kemajuan dalam berbagai sektor, yang menunjang kualitas hidup masyarakat.

"Standar hidup layak merupakan dimensi yang mengalami percepatan pertumbuhan, yaitu pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan masyarakat Sultra mencapai 10,60 juta rupiah per tahun. Capaian ini meningkat 489 ribu rupiah atau 4,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya 4,21 persen, dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan 2020–2023 yang sebesar 2,74 persen per tahun," jelas Surianti kemarin.

Dimensi pengetahuan lanjutnya, menunjukkan peningkatan yang positif. Dimensi ini terdiri dari dua indikator utama, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). Kedua indikator ini mengalami kenaikan yang konsisten sejak tahun 2020.

"Selama periode 2020 hingga 2024, HLS Sultrarata-rata meningkat 0,11 persen per tahun. Sementara RLS meningkat 1,04 persen per tahun. Meskipun ada sedikit pelambatan pada HLS pada tahun 2024 yang hanya meningkat 0,01 tahun (0,07 persen), namun RLS menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi. Yaitu meningkat 0,11 tahun (1,18 persen) dibandingkan tahun 2023," jelasnya.

Untuk dimensi umur panjang dan hidup sehat sambungnya, juga terus menunjukkan perbaikan yang stabil. Harapan Umur Hidup (UHH) yang merepresentasikan dimensi ini mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.

"Pada tahun 2020, UHH di Sultra tercatat sebesar 71,56 tahun, dan diperkirakan akan mencapai 71,88 tahun pada tahun 2024. UHH tahun 2024 meningkat 0,09 tahun (0,13 persen) dibandingkan tahun sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan 2020–2023 yang sebesar 0,11 persen," tambah Surianti.

Peningkatan IPM di tingkat provinsi kata dia, juga diikuti oleh perkembangan di kabupaten/kota. Beberapa kabupaten/ kota mencatatkan peningkatan IPM yang signifikan, di antaranya adalah Kabupaten Muna Barat (1,38 persen), Kabupaten Buton Utara (1,29 persen) dan Kabupaten Buton Selatan (1,27 persen). Sementara itu, beberapa daerah lainnya mengalami peningkatan yang lebih kecil, seperti Kota Kendari (0,54 persen), Kabupaten Kolaka (0,62 persen), dan Kota Baubau (0,77 persen).

Dari sisi perbandingan antar kabupaten/ kota, meskipun terjadi peningkatan IPM, tidak ada perubahan signifikan dalam kategori capaian dan peringkat antar wilayah.

"Kota Kendari tetap menjadi daerah dengan IPM tertinggi dengan capaian sebesar 85,97, yang menjadikannya satu-satunya wilayah di provinsi ini dengan status pembangunan manusia yang “sangat tinggi” (IPM ≥ 80). Sementara itu, Buton Tengah menempati urutan terendah dengan IPM sebesar 67,58 atau kategori sedang," paparnya.

Sejak 2024, jumlah kabupaten/kota dengan status capaian pembangunan manusia yang “tinggi” (70 ≤ IPM < 80) telah meningkat menjadi 10 daerah. Ada tambahan dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya mencatatkan 8 daerah. Di sisi lain, terdapat 6 kabupaten yang masih berada pada kategori "sedang" (60 ≤ IPM < 70). Peningkatan ini mencerminkan upaya yang terus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Pencapaian tersebut menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dalam pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara. Pemerintah diharapkan untuk terus bekerja keras dalam memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan, dan standar hidup masyarakat untuk memastikan kemajuan yang berkelanjutan di masa depan," tutupnya. (b/m1)

  • Bagikan