Festival Lulo Ngganda, Jaga Tradisi, Kuatkan Identitas

  • Bagikan
TRADISI LOKAL : Asisten I Pemkab Konsel, H. Amran Aras (tengah) menari bersama masyarakat dalam Festival Lulo Ngganda di Kecamatan Benua.
TRADISI LOKAL : Asisten I Pemkab Konsel, H. Amran Aras (tengah) menari bersama masyarakat dalam Festival Lulo Ngganda di Kecamatan Benua.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Desa Benua di Kecamatan Benua, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dikenal sebagai pusat pelestarian tradisi Lulo Ngganda. Warisan budaya suku Tolaki ini telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat setempat yang dijaga secara turun-temurun. Untuk mendukung keberlanjutan tradisi tersebut, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Dispar Ekraf) Konsel kembali menggelar Festival Lulo Ngganda. Acara tersebut berlangsung meriah di Desa Benua sejak awal pekan ini.

Festival dibuka secara resmi Asisten I Setkab Konsel, H. Amran Aras didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Suhandi, Camat Benua, Muh Iksan, Ketua LAT Konsel, Syawal Silondae, Peneliti Budaya Tolaki Basrin Melamba, serta tokoh masyarakat Desa Benua, Nasruddin Benda.

“Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan akan terus mendukung kegiatan pelestarian budaya lokal,” tegas Amran Aras, kemarin.

Ia menyatakan, ini sejalan dengan visi misi Bupati Surunuddin Dangga yang menekankan keberlanjutan, inklusifitas dan kebanggaan terhadap identitas lokal.

“Pembangunan rumah adat menjadi salah satu bukti nyata komitmen Pemkab Konsel dalam menjaga warisan budaya sekaligus mendukung infrastruktur edukasi dan pariwisata adat dan budaya,” ujar Amran.

Ia berharap Festival Lulo Ngganda menjadi tradisi budaya yang terus dilestarikan. Bahkan makin berkembang menjadi destinasi wisata edukasi budaya yang menarik minat pelajar, pemuda dan masyarakat umum.

“Harapan kami, kegiatan ini menjadi pemicu bagi desa-desa lain di Konsel untuk mengembangkan potensi budaya mereka. Selain melestarikan tradisi, ini juga menguatkan identitas daerah dan membina generasi muda,” tambahnya.

Kepala Dinas Pariwisata Konsel, Suhandi. mengungkapkan komitmennya, Festival Lulo Ngganda dapat terus digelar setiap tahun, bahkan hingga ke tingkat provinsi dan nasional termasuk internasional.

“Kami berharap festival ini mendapat dukungan tidak hanya dari pemerintah setempat, tetapi juga dari Pemprov Sultra dan para pegiat kebudayaan lainnya,” sambungnya.

Suhandi juga menyoroti potensi festival ini dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama melalui keterlibatan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Benua diharapkan dapat berkolaborasi lebih aktif dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi ke depan,” ujarnya.

Ketua Panitia Festival, Rudi Bende, menjelaskan, kegiatan itu berlangsung selama tiga hari. Selain menampilkan tradisi Lulo Ngganda dari suku Tolaki, festival tahun ini juga dimeriahkan oleh tradisi suku Bugis yang bermukim di Desa Benua.

“Penampilan budaya dari suku Bugis menambah kekayaan festival ini, sekaligus menunjukkan harmoni antarbudaya di Desa Benua,” kata Rudi.

Festival Lulo Ngganda bukan sekadar perayaan, tetapi juga wujud komitmen untuk menjaga dan memperkenalkan warisan budaya lokal ke generasi mendatang.

“Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya, tradisi ini diharapkan terus lestari dan menjadi daya tarik wisata yang membanggakan Konawe Selatan,” tandasnya. (b/ndi)

  • Bagikan