KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Upaya pelestarian seni sastra Kabanti dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Baru-baru ini digelar Festival Seni Kabanti se- Kepulauan Buton yang turut dihadiri Pj Wali Kota Baubau, Dr. H. Muh. Rasman Manafi.
“Kota Baubau merupakan daerah Kesultanan Buton di Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku dan bangsa. Keberagaman etnik ini menjadikan Baubau sarat dengan nilai budaya luhur dan tak ternilai harganya, termasuk tradisi lisan naskah kuno,” jelasnya, kemarin.
Menurut Baubau-1 itu, seni sastra kabanti menjadi salah satu nilai budaya luhur yang mencapai puncak kegemilangannya pada awal abad ke-19. Ketika itu pada masa Sultan Buton ke-29, La Ode Muhammad Aydrus Qaimuddin. Bagi masyarakat Buton, selain dikenal sebagai Sultan, La Ode Muhammad Aydrus Qaimuddin juga adalah ulama dan pujangga yang tersohor.
“Sayangnya kearifan nilai budaya lokal tersebut mulai tergeser oleh transformasi peradaban sosial sehingga lambat laun akan mengalami kepunahan,” sambungnya.
Diakui Rasman Manafi, seni sastra kabanti sudah tergerus oleh globalisasi dan modernisasi. Animo dan kecintaan generasi muda serta masyarakat Wolio pada umumnya terhadap seni sastra Kabanti telah tergantikan dan terpapar dengan budaya asing.
“Kecenderungan terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya ini menuntut semua pihak untuk terlibat dalam upaya pelestarian seni sastra kabanti. Pemkot Baubau memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang tetap konsisten melaksanakan festival kabanti dalam rangka melestarikan naskah kuno yang hampir tidak lagi dilantunkan,” ujarnya.
Rasman Manafi berharap, festival kabanti tetap berkesinambungan dan dinas terkait terus menggali serta mengangkat kembali nilai-nilai budaya lokal. Sebab dengan adanya festival tersebut diyakini dapat memotivasi masyarakat untuk lebih mencintai dan merawat seni lisan kabanti. Karena banyak nilai positif tuntunan dan sarat dengan nasehat. (c/lyn)