KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Buton sudah merampungkan aksi ke tujuh dari 8 aksi terintegrasi percepatan penurunan stunting. TPPS baru saja menggelar pertemuan publikasi hasil pengukuran prevalesi stunting melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), akhir pekan lalu.
Sekda Buton Asnawi Jamaluddin selaku Ketua TPPS Kabupaten Buton mengatakan sejak ditetapkannya Buton sebagai lokus, maka Kabupaten Buton berkewajiban melaksanakan 8 aksi terintegrasi percepatan penurunan stunting dan pertemuan tersebut merupakan implementasi aksi 7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting.
“Aksi penurunan stunting itu sudah disusun oleh pemerintah pusat, kalau kita terapkan maka pasti akan memberikan hasil signifikan, dan kita sudah sampai di aksi ke tujuh, selangkah lagi masuk aksi terakhir,” katanya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil pengukuran pencegahan stunting yang diinput dalam e- PPGBM menunjukkan prevalensi stunting di Kabupaten Buton mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2023 16,79 persen meningkat menjadi 21,32 persen pada tahun 2024. “Akan tetapi peningkatan ini terjadi karena meningkatnya jumlah bayi pada tahun 2024 yang mencapai 97,03 persen di banding tahun 2023 92,3 persen,” tambahnya.
Asnawi berharap publikasi hasil pengukuran prevalensi stunting menjadi acuan dan komitmen untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buton. “Setiap gerakan kita selalu mengacu pada hasil aksi sebelumnya. Supaya tetap sinkron. Itulah yang dimaksud terintegrasi, tidak boleh terputus,” pungkasnya. (lyn/b)