Sekprov Ancam Sanksi Pengusaha “Nakal”

  • Bagikan
MUSYARAWAH CABANG : Sekprov Sultra Asrun Lio memukul gong sebagai pertanda dibukanya Musyawarah Cabang X Hiswana Migas Sultra kemarin.
MUSYARAWAH CABANG : Sekprov Sultra Asrun Lio memukul gong sebagai pertanda dibukanya Musyawarah Cabang X Hiswana Migas Sultra kemarin.

--Hiswana Migas Gelar Muscab X

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas bukan lagi termasuk kebutuhan sekunder. Seiring tuntutan zaman, BBM dan gas sudah masuk kebutuhan primer seperti halnya sandang, pangan dan papan. Atas dasar itulah, pemerintah bersama PT Pertamina melalui agen dan pangkalan harus bisa memastikan kelancaran distribusi BBM dan gas ke masyarakat.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio mengatakan peran agen PT Pertamina maupun pangkalan sangat strategis. Sebab mereka mampu menjalankan tanggung jawab menyalurkan BBM dan gas. Jika tidak, tentunya akan terjadi gejolak di masyarakat lantaran BBM dan gas sudah masuk kebutuhan dasar.

“Penyaluran BBM dan LPG bersubsidi harus dilakukan secara tepat dan benar. Pasalnya, itu merupakan hak rakyat," ujar Asrun Lio ketika membuka Musyawarah Cabang X Dewan Pimpinan Cabang (DPC) IV Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sultra kemarin.

Jenderal ASN ini menekankan pentingnya musyawarah sebagai bagian dari dinamika organisasi. Sebab musyawarah menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan pembaruan kepengurusan. "Pelaksanaan musyawarah dalam suatu organisasi sangat penting untuk memastikan adanya regenerasi dan dinamika kinerja, yang nantinya akan mendukung keberlanjutan setiap periode kepengurusan," ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra ini menyoroti pentingnya pengawasan terhadap industri hilir migas untuk mencegah penyalahgunaan BBM bersubsidi. Ia mengingatkan agar oknumoknum pengusaha yang mencoba memanfaatkan subsidi untuk kepentingan pribadi dapat ditindak tegas. “Kita harus tegas dalam melakukan pengawasan terhadap anggota Hiswana Migas untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan yang merugikan masyarakat," ungkapnya.

Sultra kata dia, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri pertambangan nasional. Dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, ia menegaskan pentingnya pengelolaan yang berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat. Sejauh ini, program konversi minyak tanah ke gas LPG di sembilan kabupaten/ kota di Sultra cukup berhasil. Ia berharap langkah tersebut dapat diperluas ke daerah lain demi efisiensi energi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ia mengajak semua pihak untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi di Sultra. Olehnya, pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung stabilitas distribusi energi.

Dengan semangat kolaborasi, Musyawarah Cabang X Hiswana Migas Sultra diharapkan dapat menghasilkan keputusan strategis yang membawa kemajuan bagi sektor energi serta perekonomian Sultra. (c/rah)

  • Bagikan