KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Sulawesi Tenggara (Sultra) kini menjadi provinsi produsen beras. Tahun depan, Sultra ditargetkan bisa memproduksi 30.726 ton benih pada tahun 2025 melalui bantuan benih tahun 2024. Bukan hanya itu, Sultra mendapatkan alokasi 6.173 unit pompanisasi tadah hujan serta tambahan 1.967 unit dari Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Sultra La Ode Muhammad Rusdin menegaskan komitmen Sultra dalam mendukung program nasional. Sesuai arahan Penjabat (PJ) Gubernur dan Sekretaris Provinsi (Sekprov), pihaknya akan memaksimalkan peran Sultra untuk meningkatkan produksi pangan dan memperkuat infrastruktur pertanian.
Sinergi dan implementasi program strategis ini diyakini dapat menjadi langkah signifikan dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia," kata La Ode Muhammad Rusdin Jaya ketika menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) evaluasi kegiatan 2024 dan pemantapan program 2025 kemarin.
Rakernas ini kata mantan Kepala Biro (Karo) Pembangunan Setprov Sultra ini, diharapkan mampu memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menciptakan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
Dalam rakernas itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Akhmad Musyafak menekankan pentingnya sinergi program untuk meningkatkan produksi padi tahun 2025.
"Keberhasilan program tersebut akan bertumpu pada empat pilar Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP), yakni Program Ketersediaan Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas, Nilai Tambah dan Daya Saing Industri, Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, serta Dukungan Manajemen,"ujarnya.
Ia memaparkan sejumlah strategi dan target nasional untuk sektor tanaman pangan tahun 2025. Diantaranya, pengembangan padi yang meliputi kawasan oplah, cetak sawah baru dan pengembangan padi gogo. Pengembangan jagung dan pangan lokal difokuskan pada komoditas strategis seperti ubi jalar.
Selanjutnya, pengadaan Alsintan pasca panen. Yang mana, mencakup penyediaan alat mesin pertanian seperti combine harvester dan power thresher. Serta penguatan sertifikasi dan uji mutu benih untuk memastikan ketersediaan benih berkualitas.
"Pemerintah telah menetapkan target produksi strategis. 32,83 juta ton untuk padi, 16,68 juta ton untuk jagungdan 334 ribu ton untuk kedelai. Untuk merealisasikan target ini, anggaran sebesar Rp 29,37 triliun dialokasikan guna mendukung program swasembada pangan, termasuk penyediaan alat mesin pertanian, pupuk bersubsidi, dan pengembangan pertanian modern,"pungkasnya. (c/rah).