KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Percepatan investasi di Sultra terus digenjot Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra). Kepala Dinas DPM PTSP, Parinringi mendorong percepatan investasi di Sultra. Salah satunya melalui rapat koordinasi
bersama pemerintah daerah, DPRD, investor domestik dan asing di Hotel Claro Kendari, Selasa (3/12/2024).
Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi, menegaskan rakor ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi investasi di Sultra. "Sultra memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa di sektor pertambangan, pertanian, perikanan, hingga pariwisata. Dengan pengelolaan yang baik, potensi ini dapat mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya, Selasa (3/12/2024).
Parinringi mengungkapkan, realisasi investasi di Sultra dalam 5 tahun terakhir menunjukkan fluktuasi signifikan. Pada 2020, realisasi mencapai Rp21,13 triliun, jauh melampaui target Rp10,63 triliun. Namun, tren ini menurun drastis pada 2023, dengan realisasi hanya Rp14 triliun dari target Rp20,19 triliun.
Tahun 2024 ini, target investasi Rp25,25 triliun, namun baru terealisasi Rp8,49 triliun."Kendala utamanya meliputi lambatnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN), terhambatnya perizinan, serta minimnya ekspansi perusahaan di tahap konstruksi," jelas Parinringi.
Mantan Wakil Bupati Konawe itu menjelaskan, pihaknya telah merancang strategi inovatif bernama SIPENTAS (Strategi Peningkatan Investasi), yang diharapkan mampu mengatasi hambatan percepatan investasi dan menarik lebih banyak investor. Fokus utama Sipentas adalah hilirisasi sumber daya, yang dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Karena itu, strategi ini dirancang untuk meningkatkan investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pembangunan, serta meningkatkan daya saing Sultra di tingkat nasional maupun internasional," kata Parinringi.
Menurut mantan Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Utara itu, penurunan investasi Sultra terjadi karena beberapa proyek strategis nasional (PSN) yang tidak lagi melakukan progres yang cukup signifikan. Proyek-proyek ini masih berada pada tahap perizinan dasar, seperti izin lingkungan hidup, tata ruang, yang belum dituntaskan oleh perusahaan yang ingin menanamkan modal di Sultra. "Sehingga investasi yang masuk di Provinsi Sultra belum meningkat," ucap Parinringi.
Mantan Pj Bupati Buton Selatan itu menuturkan hal lain yang menjadi pemicu terjadinya penurunan investasi di Sultra, karena intensitas kegiatan di bidang industri bijih nikel juga mulai berkurang. "Utamanya tidak ada lagi progres pembangunan infrastruktur di PT.VDNI dan PT.OSS. Saat ini, kedua perusahaan tersebut lebih fokus pada proses produksi," ungkap Parinringi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio, menekankan pentingnya sinergisitas lintas sektor dalaam percepatan investasi di Sultra. "Percepatan investasi tidak hanya tanggung jawab satu dinas, tetapi kerja bersama. DPRD, pemerintah daerah, dan investor harus bergerak cepat agar PSN seperti pembangunan infrastruktur dan hilirisasi segera terealisasi," katanya saat membuka rapat koordinasi percepatan investasi di Hotel Claro Kendari, Selasa (3/12/2024).
Sekda Asrun Lio menjelaskan, Pemprov Sultra sejak masa pemerintahan Gubernur Ali Mazi telah membentuk tim percepatan perizinan lintas sektoral. Sistem perizinan yang terintegrasi dan satgas percepatan diharapkan dapat mengatasi berbagai hambatan investasi.
"Potensi Sultra sangat besar, baik sektor pertambangan, perikanan, pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Kita harus memastikan semua pihak bekerja maksimal untuk mencapainya," tegas Sekda Asrun Lio.
Menurutnya, Provinsi Sultra adalah surga investasi dengan sumber daya alam melimpah. "Jika seluruh potensi dikelola dengan baik, provinsi ini berpeluang menjadi pusat investasi nasional yang signifikan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," pungkas Sekda Asrun Lio. (rah/b)