Parinringi Dorong Percepatan Investasi

  • Bagikan
Sekprov Sultra Asrun Lio (dua dari kiri) menyerahkan piagam penghargaan kepada Kepala DPM PTSP Sultra Parinringi
Sekprov Sultra Asrun Lio (dua dari kiri) menyerahkan piagam penghargaan kepada Kepala DPM PTSP Sultra Parinringi

--Realisasi Investasi Capai Rp 8,49 Triliun

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Iklim investasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir terbilang positif. Pencapaian ini tak lepas dari strategi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra mendorong percepatan investasi. Tak heran, investasi di Bumi Anoa tak lagi didominasi pengembangan dan pembangunan infrastruktur pendukung industrialisasi. Namun investasi sudah mulai beralih pada sektor produksi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sultra Parinringi tak pernah kehabisan ide. Berbagai langkah telah dilakukan demi percepatan investasi. Terbaru, ia menginisiasi menggelar rapat koordinasi percepatan investasi. Pertemuan ini dihadiri berbagai stakeholder mulai pemerintah daerah, DPRD, serta investor domestik dan asing.

"Sultra memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa di sektor pertambangan, pertanian, perikanan, hingga pariwisata. Dengan pengelolaan yang baik, potensi ini dapat mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi. Rapat ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi investasi di Sultra," ujar Parinringi pada rapat koordinasi percepatan investasi di Hotel Claro Kendari kemarin.

Realisasi investasi di Sultra dalam lima tahun terakhir lanjutnya, menunjukkan fluktuasi signifikan. Pada 2020, realisasi mencapai Rp21,13 triliun, jauh melampaui target Rp10,63 triliun. Namun, tren ini menurun drastis pada 2023, dengan realisasi hanya Rp14 triliun dari target Rp20,19 triliun.Tahun ini, dari target Rp25,25 triliun, Sultra baru merealisasikan Rp8,49 triliun.

"Kendala utama meliputi lambatnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN), terhambatnya perizinan, serta minimnya ekspansi perusahaan di tahap konstruksi," jelasnya.

Sejauh ini, DPM-PTSP Sultra telah merancang strategi inovatif bernama SIPENTAS (Strategi Peningkatan Investasi) yang diharapkan mampu mengatasi hambatan dan menarik lebih banyak investor. Fokus utama SIPENTAS adalah hilirisasi sumber daya, yang dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Karena itu, strategi ini dirancang untuk meningkatkan investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pembangunan, serta meningkatkan daya saing Sultra di tingkat nasional maupun internasional," ujar Parinringi.

Menurutnya, penurunan investasi Sultra terjadi karena beberapa proyek strategis nasional yang tidak lagi melakukan progres yang cukup signifikan. Proyek-proyek ini masih berada pada tahap perizinan dasar, seperti izin lingkungan hidup, tata ruang, yang belum dituntaskan oleh perusahaan yang ingin menanamkan modal di Sultra. Makanya, iinvestasi yang masuk di provinsi Sultra itu belum mengalami peningkatan.

"Hal lain yang menjadi pemicu terjadinya penurunan investasi di Sultra, karena intensitas kegiatan di bidang industri bijih nikel juga mulai berkurang. Utamanya tidak ada lagi progres pembangunan infrastruktur PT VDNI dan PT OSS, yang mana kedua perusahaan tersebut, saat ini lebih fokus pada proses produksi," jelas Parinringi. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sultra Asrun Lio menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor. Pasalnya, percepatan investasi tidak hanya tanggung jawab dinas terkait saj, tetapi kerja bersama. Mulai DPRD, pemerintah daerah, dan investor harus bergerak cepat agar PSN seperti pembangunan infrastruktur dan hilirisasi segera terealisasi.

Ia menyoroti tantangan dalam PSN. Beberapa perusahaan yang telah melakukan ground breaking, seperti PT Ceria pada 2018. Namun hingga kini belum menunjukkan progres signifikan. "Jangan sampai kita hanya semangat saat ground breaking, tapi tidak ada kelanjutan," tegasnya.

Sejak zaman Gubernur Ali Mazi sambungnya, Pemprov elah membentuk tim percepatan perizinan lintas sektoral. Sistem perizinan yang terintegrasi dan satgas percepatan diharapkan dapat mengatasi berbagai hambatan investasi.

"Potensi Sultra sangat besar, baik sektor pertambangan, perikanan, pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Kita harus memastikan semua pihak bekerja maksimal untuk mencapainya," jelasnya

Sultra adalah surga investasi dengan sumber daya alam melimpah. "Jika seluruh potensi dikelola dengan baik, provinsi ini berpeluang menjadi pusat investasi nasional yang signifikan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,"pungkasnya. (b/ rah/adv)

  • Bagikan

Exit mobile version