-- Tingkatkan Pencegahan Lewat Edukasi dan Skrining
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Kasus HIV Aids di Kota Kendari terus meningkat. Tahun ini, jumlah kasus baru di Kota Lulo mencapai 321 kasus. Peningkatan jumlah kasus penyakit mematikan ini patut diwaspadai. Sebab HIV Aids diibaratkan fenomena gunung es. Hanya sedikit yang muncul dipermukaan.
Kasie Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari Tamar mengatakan HIV merupakan virus mematikan dari dua spesies lentivirus penyebab AIDS. Yang mana, virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
"Jumlah kasus HIV di Kota Kendari terbilang cukup banyak. Makanya, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk menekan angka penyebaran HIV. Mulai upaya pencegahan, skrining hingga penangan penderita. Salah satu upaya pencegahan dengan melakukan edukasi," jelas Tamar kemarin.
Sasaran edukasi sambungnya, terutama bagi kelompok rentan terpapar. Kelompok risiko tinggi diantaranya pekerja seks, pengguna narkoba, dan waria, serta pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi. Bagi pengguna narkoba penyebaran melalui jarum suntik. Penggunaan pengaman (kondom) bagi pekerja seks komersial.
"Saat ini, pemerintah telah menyediakan fasilitas tes HIV Aids. Dengan begitu, penderita bisa ditangani di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes). Tes ini bagian dari upaya mencegah penyebaran. Data pasien terkonfirmasi hingga 2024 mencapai 321 kasus," bebernya.
Dinkes sambungnya, terus berupaya mengurangi penyebaran HIV dan dampaknya di masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS, meningkatkan advokasi dan sosialisasi, serta mengembangkan kapasitas.
Ia menekankan pentingnya memperkuat peran lintas program yang saling beririsan seperti TBC, KIA, dan Hepatitis, serta meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS. Dinkes berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV Aida, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pengobatan.
Penguatan sistem logistik kata dia, juga dilakukan untuk menjamin ketersediaan reagen dan obat HIV/ AIDS serta IMS. Selain itu, keterlibatan komunitas dan LSM peduli AIDS, populasi kunci, dan kader masyarakat dalam upaya penjangkauan dan pendampingan juga diperluas.
"Kami juga memperluas kampanye tentang HIV dan AIDS, bahaya narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza), serta seks bebas di lingkungan pendidikan formal dan non-formal," ujar Tamar.
Sejauh ini, Dinkes telah membentuk layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP). Layanan ini menyediakan akses terapi Anti Retro Viral (ARV) bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal ini guna mencegah berkembangnya virus HIV dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mencegah munculnya infeksi oportunistik seperti TBC, diare, dan meningitis.
"Pemeriksaan viral load (VL), yang penting untuk mengetahui jumlah HIV dalam darah seseorang, juga dilakukan untuk membantu ODHA mendapatkan pengobatan ARV yang tepat. Dinkes terus memperkuat penemuan kembali kasus Lost to Follow Up (LFU) bersama dengan komunitas,” pungkasnya. (b/m4)